Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Aku dan Tuhan

30 Juli 2019   02:17 Diperbarui: 30 Juli 2019   03:05 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Hara Nirankara

Sholat dan semua gerakan di dalam sholat itu merupakan aktivitas. Merupakan caramu untuk beribadah. Sedangkan saya? Dengan cara mengingatNya, mengajakNya berbicara, merasakan keberadaanNya. Itu sudah cukup. Bila kalian mengira para Agnostik mempunyai cara sendiri dalam beribadah, itu sama saja menyamakan Agnostik dengan Islam/Kristen/Agama.

Ada banyak hal di dunia ini yang belum kalian ketahui mengenai spiritualitas. Tahu Jalaludin Rumi? Beliau menari Sufi untuk mengenang gurunya sekaligus berinteraksi dengan Allah. Kalian tidak perlu repot-repot mengurusi kepercayaan orang lain. Terlebih, menganggap agama kalian yang paling benar. Kalian saja beribadah karena iming-iming surga dan ancaman neraka.

Coba bayangkan jika surga dan neraka itu tidak ada. Masihkah kalian akan menyembahNya? Beda lagi dengan saya. Entah setelah mati saya akan masuk ke surga/neraka, saya sama sekali tidak peduli. Bahkan saya saja masih ragu apakah surga dan neraka itu benar-benar ada. Surga dan neraka itu 11-12 dengan Tuhan. Surga dan neraka itu misterius. Sedangkan surga bagiku adalah ketika harpanku terwujud, merasakan kebahagiaan. Sedangkan neraka? Kebalikannya.

Jika kalian mengira aku terlalu berani menulis seperti ini. Keliru. Mana mungkin aku berani? La wong Tuhanku saja nyandingi aku kok [menemani aku]. Aku dan Tuhan itu berteman. Aku dan Dia selalu bersama. Dan anehnya, banyak yang bilang kalau aku sedang terombang-ambing, kehilangan arah, belum menemukan jalan yang benar.

Lah memangnya kalian tidak terombang-ambing? Tidak salah jalan? Tidak tersesat? Kalau kalian yakin sudah tidak terombang-ambing, tersesat, dan salah jalan, kenapa kalian selalu berdo'a agar selalu ditujukan jalan yang benar, selalu dibimbing? Kalau kalian sudah yakin, seharusnya kalian tidak meminta bimbingan ketika berdo'a dan beribadah.

Ada banyak cara, macam, dan bentuk dalam perkara spiritual. Ada banyak agama, ada banyak Tuhan beserta namanya. Perkara kepercayaan biarkan menjadi urusan masing-masing. Belum tentu juga Tuhanmu dan Tuhanku itu sama. Walaupun aku masih ragu apakah Tuhanmu dan Tuhanku itu sama, aku tidak pernah menganggap apa yang kamu yakini dan jalani itu salah. Jelas, kan, letak perbedaan antara aku dan kalian?

Tapi walaupun kita berbeda. Aku tidak akan berlaku seperti pemilik tiket surga. Kan sudah aku katakan tadi, "Entah setelah mati aku akan masuk ke surga/neraka, aku sama sekali tidak peduli".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun