Mohon tunggu...
H.M.Hamidi
H.M.Hamidi Mohon Tunggu... Lainnya - Berusaha Berdo'a Bersyukur Berpikir Positif

Pekerja Sosial, Pelaku Pemberdayaan, Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Agamis dan Cara Medis

27 Juli 2021   08:35 Diperbarui: 27 Juli 2021   08:41 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sesungguhnya segalanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Siapapun kita, mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar merupakan makhluk Allah, termasuk virus corona.

Dua tahun virus corona telah mengguncang dunia, termasuk negara kita Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan mulai dari PSBB hingga PPKM levek 4. Semuanya lebih menekankan kepada upaya pencegahan secara medis.

Kegiatan keagamaan di tempat tempat ibadah tidak bisa dilakukan secara berjamaah untuk mencegah terjadinya kerumunan yang dianggap sebagai penyebab terjadinya lonjakan penularan. 

Namun hingga kebijakan perpanjangan PPKM Darurat menjadi PPKM Level 4, kasus virus corona masih saja meningkat. Bahkan semua Rumah sakit tidak mampu menampung pasien untuk dirawat.

Sungguh, sepertinya ada tindakan yang terlupakan dalam melawan virus corona. Tentu upaya medis tidak bisa dilupakan. Akan tetapi cara agamispun jangan diabaikan apalagi ditinggalkan.

Melupakan cara agamis menjadikan kita bersikap sombong menyebabkan terjadinya murka Allah, sebaliknya mengabaikan upaya medis akan menimbulkam kesalahpahaman.

Karena itu perpaduan cara AGAMIS dan cara MEDIS merupakan upaya yang harus dijalankan oleh semua pihak untuk mengatasi virus tersebut dan berbagai penyakit laiinya. Karena sesungguhnya Allah menurunkan penyakit bersama dengan penawarnya yaitu dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala laranganya.

Jangan lagi ada diskriminasi diantara keduanya apalagi dibenturkan.

SALAM SEHAT SELALU

SEMOGA BERMANFAAT

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun