Mohon tunggu...
H.M.Hamidi
H.M.Hamidi Mohon Tunggu... Lainnya - Berusaha Berdo'a Bersyukur Berpikir Positif

Pekerja Sosial, Pelaku Pemberdayaan, Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Antara Social Distancing dan Ibadah Ritual

29 Maret 2020   07:08 Diperbarui: 29 Maret 2020   07:07 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Langkah antisipasi pengurangan penyebaran Covid 19 diberbagai negara dengan menyarankan kepada setiap warga negara dan masyarakat untuk menjaga jarak dalam rangka menghindari kontak langsung antar sesama termasuk tidak berkumpul ditempat tempat ibadah sekalipun untuk melakukan ibadah ritual seperti sholat berjama'ah, sholat jum'at, misa bagi umat kristiani dan tentu bagi semua umat beragama sementara diharapkan untuk beribadah di rumah masing masing.

Berbagai reaksi di tengah masyarakat bermunculan baik yang mendukung maupun yang menolak terhadap kebijakan tersebut. Hal ini merupakan suatu kewajaran ditengah banyaknya berita hoaks yang bertebaran dimedia sosial membuat rakyat semakin bingung. Tercatat pertanggal 26 Maret 2020 Sebanyak 365 berita hoaks yang di rilis oleh laman resmi otoritas penangan covid 19  Republik Indonesia.

Dengan banyaknya penyebaran berita bohong membuat masyarakat semakin takut dan panik yang berdampak kepada menurunnya daya tahan (Imunitas) tubuh seseorang sehingga rentan untuk tetular virus. Untuk  itu disamping ketegasan dari pihak berwenang terhadap penyebar berita bohong tersebut pemerintah juga harus semakin memperbanyak informasi dan berita berita baik dan positif tentang covid 19 sehingga membangkitkan motivasi masyarakat untuk menangkal penyebaran virus dari diri sendiri dengan membiasakan berpikir positif dan berasangka baik.

Kebijakan Sosial Distancing atau menjaga jarak yang diambil oleh pemerintah sebagai langkah antisipasi agar penyebaran virus tidak semakin meluas memunculkan banyak reaksi di tengah masyarakat baik yang menerima maupun yang menolak kebijakan tersebut.

Dalam rangka menghindari terjadinya kesalahpahaman dan saling menyalahkan yang justru akan berdampak kepada  menurunnya daya tahan tubuh maka diharapkan dalam menyampaikan kepada masyarakat sebaiknya  menggunakan pendekatan dan ucapan yang baik dan bijak atau dalam istilah agama mauizzatul hasanah agar masyarakat dapat menerima dan menjalankannya dengan senang hati.

Untuk itu dalam menyikapi kondisi yang terjadi saat ini sejenak kita simak Tausiah dari bapak KH. Ihya Ulumuddin melalui medua online yang diadakan di Surabaya. Berikut Salinan Lengkap Tausiah beliau

 MENDAHULUKAN IKHTIYAR DHOHIR DARI PADA SABAR DAN TAWAKKAL YANG TERJADI ADALAH KEPANIKAN

Abi KH Ihya Ulumiddin
Disampaikan Dalam Taushiyah Melalui Online Medsos.

Allah telah memerintahkan kita untuk bersabar dalam menghadapi segala petaka hidup yang menimpa kita Allah BerFirman Yang Artinya;

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. Al-Baqarah: 155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun". (QS. Al-Baqarah: 156) Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah: 157)

Demikian juga Allah memerintahkan kepada kita untuk berpasrah diri dengan qodloNya;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun