Mohon tunggu...
Hizriansyah Al Hijr
Hizriansyah Al Hijr Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Bima

Environmental and Occupational Health Of Public Health || Ahmad Dahlan University Yogyakarta || FB Id : Hizriansyah Al Hijr || IG id : hizriansyah_alhijr || Dena, Bima-NTB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gara-gara Nusantara Sehat, Aku Harus Mengalami Hal Ini

16 April 2019   04:15 Diperbarui: 16 April 2019   04:24 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukankah, siapapun anda membutuhkan calon ibu atau calon imam yang kuat dan mampu menjadi panutan dalam keluarga? Dan Nusantara sehat sedang menempa generasinya begitu kuat. Sedang memacu perkembangan moralnya, intelektual dan spiritualnya.

Kenapa mesti anda yang mengalaminya?

Bukankah juga jarak diciptakan untuk kedua orang yang sama-sama kuat? Jika ia meninggalkan mu karena jarak, bukankah berarti tuhan menginginkan anda menemukan orang yang jauh lebih kuat dari dia?

Jangan seyakin itu?

Berabad-abad yang lalu, melalui kitab yang membenarkan segala kitab yang ada, justru sudah memberikan jawaban soal ini.

Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula (QS 24 : 26)."

So?

Sekarang Pertanyaannya adalah Anda yang belum baik buat dia atau dia yang belum baik untuk anda?

Entah, apapun itu! Seeloknya kita tetap posisikan diri sendiri yang belum baik. Sehingga jalan yang ditempuh adalah mutlak memperbaiki diri. Dan ini jua menjadi salah satu rumus untuk menagih janji tuhan, karena aku, anda, kita, mereka atau siapun yang meyakini soal ini, sejatinya kita sedang sama-sama menunggu janji-Nya.*

Remaja itu, hampir dua tahun aku mengenalnya. Ia juga memberi makna yang luar biasa dalam diri ku selama bertugas di pelosok timur indonesia. Untuk itu, kisah ini ku cantumkan juga.

Dalam obrolan kami. Ia ceritakan liarnya dalam masa pubertasnya. Kenakalan itu, membuat ia sampai ke pelosok Papua. Merasa dirinya tak diakui lagi, terhina, dibuang, mencerca orang tua dan tuhan dengan berbagai kalimat kotor menjadi pilihan terbaiknya saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun