Mohon tunggu...
Hizriansyah Al Hijr
Hizriansyah Al Hijr Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Bima

Environmental and Occupational Health Of Public Health || Ahmad Dahlan University Yogyakarta || FB Id : Hizriansyah Al Hijr || IG id : hizriansyah_alhijr || Dena, Bima-NTB

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ikut Nusantara Sehat Karena Gaji, Apakah Salah?

25 Oktober 2018   13:17 Diperbarui: 25 Oktober 2018   13:22 7427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tidak ada sesuatu binatang melata pun di bumi, melainkan Tuhan yang memberi rezekinya dan mengetahui tempat berdiam binatang itu dan penyimpanannya. Semua sudah tertulis"

Beberapa kesempatan yang berbeda, melalui pesan massanger masuk beberapa pertanyaan soal Nusantara Sehat. Ada beberapa pertanyaan yang mengingatkan saya pada pendapat kawan yang dianggap sebagai "suara bermain-main".

"Mas, berapa sih gaji Nusantara Sehat?!"
"Kegiatan-kegiatan banyak mengeluarkan uang pribadi tidak, mas?!"
"Bisa untung tidak yah, minimal untuk menabung gitu mas?!"
"Bagaimana medan nya mas, apakah sulit?!"

 Kau tau! pertanyaan ini seolah hari ini saya sedang dapat kiriman surat cinta dari si dia. Kau tau kenapa? Ada senyum dan tawa kala itu. Meski tentu saja keingat kata kawan 'jika berharap gaji, maka mending stop saja dah ikut Nusantara Sehat dari sekarang'!

Eits, wait! Apa itu Nusantara Sehat sudah paham kan? Nusantara Sehat adalah salah satu kebijakan program dari Kementerian Kesehatan dalam penugasan khusus (team based dan individu) dalam kurun waktu 2 tahun untuk menjawab berbagai tantangan persoalan kesehatan (pemerataan SDMK, peningkatan akses, mutu dll) di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan, serta daerah bermasalah kesehatan.

Saya meyakini satu hal! Apapun itu, Tidak ada cara untuk mengetahuinya lebih dalam selain melibatkan diri didalamnya. Toh Bayi sebelum panggil ibu pun melalui proses mempelajari vokal abjad terlebih dahulu. Soal gaji? Memang adakalanya ia menyelinap kuat kedalam pikiran kita.

Selepas 40 hari dihabiskan dalam proses pendidikan di Jakarta, saya pernah mengatakan istilah 'alangkah tidak bijaknya seorang ibu, memberi uang jajan yang sama kepada kedua anaknya. Yang satu masih SD dan satu lagi SMA'. 

Lelucon memang! Tapi, sebenarnya saya ingin menggambarkan bagaimana perbedaan kebutuhan antara wilayah Indonesia Bagian barat dan Indonesia Bagian Timur. Jika 50 ribu dibagian barat bisa dihabiskan selama 1-2 hari, maka dibagian timur hanya bisa menikmati semangkuk bakso. Tp it's OK lah yah, apapun bentuk dan kuantitas rezeki itu perlu kita syukuri, bukankah demikian?

"Siapapun takkan pernah bisa menghitung nikmat-Nya yang terpendar di bumi  ataupun seribu pahala surga yang bersembunyi di balik langit (modifikasi puisi Saib E. Tabrizi)"

Dalam hemat saya, minimal ada tiga hal yang melandasi generasi muda ikut nusantara sehat. Pertama adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan. Kedua mereka yang ingin memperkaya kisah hidup dengan pengalaman, hitung-hitung sekalian bisa traveling gitu yah dan ketiga adalah mereka yang sejak awal benar-benar ingin mendedikasikan diri untuk daerah-daerah pelosok indonesia.

Sebagai seorang beragama, sepertinya kita sepaham bahwa segala sesuatu semata tergantung niat dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niat nya. Lalu, bagaiamana jika sejak awal niatnya adalah gaji?

Dalam Kepicikan pengetahuan saya, Nusantara sehat akan menjadi lahan yang sangat subur yang penuh warna, lucu, haru, sedih, bahagia, nano-nano dah pokoknya. Kau tau kenapa?!

 'Perjalanannya' bukan hanya sekedar bagaimana hari ini diri kita bisa makan dan minum atau sulitnya mencari makan dan minum tetapi justru bagaimana mampu memanusiakan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun