Mohon tunggu...
hisyam najamudin
hisyam najamudin Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dokter di Garis Depan: Observasi dr. Hifar Rahma

14 Oktober 2025   06:36 Diperbarui: 14 Oktober 2025   06:55 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dr. Hifar Rahma, Pelayanan Primer di Puskesmas Sarirejo

Latar Singkat Puskesmas Sarirejo

Sarirejo terletak di daerah yang cukup terasing. Akses jalan kadang tidak lancar, sinyal internet sering fluktuatif, dan jarak antar desa relatif jauh. Dalam situasi ini, puskesmas berperan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan. Selama pengamatan, saya menyaksikan kegiatan dr. Hifar Rahma, dokter yang dikenal disiplin, komunikatif, dan sabar, untuk mengamati secara langsung pelaksanaan pelayanan dasar kesehatan di lapangan.

Pagi yang Tersusun, Layanan Kesehatan yang Memadai

Hari di Puskesmas Sarirejo dimulai lebih pagi. Sebelum loket dibuka, dr. Hifar telah mengecek daftar pasien yang dirujuk, memeriksa laporan obat penting, dan memastikan ruang tindakan siap digunakan. Proses kerja terstruktur: pemeriksaan awal oleh perawat/bidan, evaluasi dokter, pemberian edukasi, kemudian langkah berikutnya (terapi, rujukan, atau kontrol). Saat jam-jam sibuk, konsistensi adalah kunci untuk menjaga pelayanan tetap cepat tanpa mengurangi kualitas

Yang membedakan dari dr. Hifar merupakan metode untuk menyelaraskan akurasi klinis dengan elemen kemanusiaan. Contohnya pada pasien usia lanjut yang menderita hipertensi, dokter tidak hanya menyesuaikan pengobatan dan memonitor tekanan darah, tetapi juga menanyakan mengenai pola makan, waktu tidur, serta dukungan dari keluarga. Pendekatan komprehensif semacam ini tampak mudah, namun berpengaruh pada kepatuhan terhadap terapi.

Komunikasi Terapeutik yang Menyentuh Realitas

Komunikasi dokter. Hifar terang dan nyaman. Ia menerangkan diagnosis dan rencana pengobatan dengan bahasa yang gampang dimengerti, menghindari istilah medis yang kompleks. Ketika berhadapan dengan orang tua yang khawatir karena anaknya demam, ia mulai dengan mendengarkan keluhan utama, merangkum kembali untuk memastikan pemahaman, kemudian memberikan edukasi singkat tentang tanda bahaya, dosis obat, serta waktu yang tepat untuk kembali.

Strategi sederhana, tatapan mata, intonasi suara yang tenang, dan pengakuan emosi---dapat mengurangi kecemasan anggota keluarga. Dalam konseling gizi dan imunisasi, ia menggunakan analogi sehari-hari (contohnya "perisai" untuk menjelaskan keuntungan imunisasi) agar pesan lebih mudah diingat. Komunikasi yang efektif tidak hanya sekadar "baik hati", Ia menciptakan kepercayaan, yang selanjutnya meningkatkan hasil klinis

Mengatasi Keterbatasan: Kerjasama dan Rujukan

Di wilayah yang terpencil, kurangnya fasilitas merupakan sebuah kenyataan. Dr. Hifar menjawab dengan pengelolaan risiko yang teliti: mengidentifikasi kasus yang dapat ditangani di puskesmas, kasus yang memerlukan observasi, dan kasus yang harus dirujuk segera. Dia bekerja sama dengan bidan desa untuk memantau kehamilan berisiko tinggi dan menyiapkan jalur komunikasi jika diperlukan untuk rujukan ke rumah sakit.

Untuk penyakit menular, ia menerapkan prosedur berdasarkan standar: pemeriksaan kontak, pengenalan gejala utama, dan pemantauan kepatuhan pengobatan. Kerjasama antar peran, perawat, bidan, tenaga promkes, hingga kader, memungkinkan layanan tetap berlangsung meskipun fasilitas terbatas.

Peran Preventif dan Edukasi Kesehatan

Pengamatan juga memperlihatkan penekanan pada tindakan promotif dan preventif. Di posyandu, dokter. Hifar mendampingi kader dalam menimbang balita, mengecek buku KIA, serta memberikan edukasi ringkas mengenai ASI, MPASI, dan tanda bahaya dehidrasi. Pada kalangan remaja, ia membahas permasalahan kesehatan reproduksi dengan cara yang sopan dan berdasarkan fakta. Untuk penyakit tidak menular, konseling gaya hidup, makanan, olahraga, dan penghindaran rokok, diberikan dengan tujuan kecil yang praktis agar pasien tidak merasa terbebani

Dampak yang Terlihat

Dampak pelayanan tampak dari dua sisi. Pertama, sisi klinis: keluhan teratasi lebih cepat, pasien memahami rencana terapi, dan rujukan dilakukan tepat waktu ketika diperlukan. Kedua, sisi kepercayaan: warga semakin nyaman berkonsultasi, bahkan untuk masalah yang sering dianggap "sepele", padahal hal kecil yang ditangani dini kerap mencegah komplikasi. Reputasi "puskesmas yang bisa diandalkan" lahir dari konsistensi kecil seperti ketepatan waktu, sapaan yang hangat, dan informasi yang jelas.

Refleksi

Pengamatan terhadap dr. Hifar Rahma menyatakan bahwa mutu layanan primer tidak hanya mengenai keterampilan klinis, tetapi juga tentang pengelolaan alur, komunikasi, dan kerjasama. Di lokasi yang penuh keterbatasan, ia memperlihatkan ketekunan, ketelitian, dan kepemimpinan yang realistis. "Komitmen saya jelas: hadir tepat waktu, memeriksa dengan seksama, menjelaskan dengan bahasa yang dimengerti, dan menindaklanjuti hingga selesai. "Jika pasien kembali dengan pemahaman tentang kondisinya dan mengetahui langkah yang perlu diambil, itu adalah indikator keberhasilan," kata dr. Hifar Rahma.

Puskesmas Sarirejo mungkin berada di lokasi yang terpencil, tetapi tindakan positif yang dicontohkan oleh dr. Hifar Rahma menunjukkan bahwa kualitas layanan dapat tercipta di mana saja, asalkan terdapat komitmen, koordinasi, dan komunikasi yang efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun