Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pemulihan Ekonomi Nasional: Analisis Tantangan dan Peluang

3 September 2020   12:34 Diperbarui: 17 November 2020   13:42 1873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Salsabil Rifqi & Yan Cerin (Departemen Keilmuan HIMA EP UNAIR) dan Data Avicenna & Muhammad Aulia (Departemen Kajian dan Penelitian HIMIESPA UGM)

Meski diterjang pandemi dari berbagai sektor, perekonomian Indonesia juga menghadapi beberapa peluang. Peluang-peluang tersebut di antaranya; transformasi bisnis ke ranah digital, terbukanya pasar dan komoditas ekspor baru,  serta penguatan permintaan dan penawaran domestik. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memaksa jutaan orang untuk tetap berada di rumah. Oleh karenanya, aktivitas konsumsi dan distribusi masyarakat bergeser secara masif ke platform digital. Dilansir dari CNBC Indonesia (2020a), menurut pernyataan resmi Telunjuk.com, e-commerce hub yang menghimpun data anomali penjualan sembako di beberapa marketplace di Indonesia, penjualan sembako melonjak hingga 400% setelah pengumuman penerapan PSBB. Sebelumnya, sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia (02/03), total estimasi penjualan sembako pada pekan itu menyentuh angka Rp 392 juta. Sedangkan, pada akhir bulan Maret, total estimasi pada pekan tersebut adalah Rp 4,1 miliar (CNBC Indonesia, 2020a).

Keterbatasan melakukan perdagangan internasional turut berdampak pada neraca perdagangan nasional. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Juni 2020 mencapai 76,41 miliar dolar AS atau menurun 5,49 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Sementara itu, nilai impor seluruh golongan penggunaan barang selama Januari-Juni 2020 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (BPS, 2020c). Kondisi tersebut juga dapat berdampak pada seretnya penerimaan devisa Indonesia yang akan menyulitkan pengendalian nilai tukar mata uang.

Di sisi lain, beberapa komoditas ekspor justru berpeluang menembus pasar Internasional. Menurut Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto, komoditas-komoditas tersebut di antaranya adalah sepuluh komoditas berorientasi pasar penjual (seller market). Komoditas yang dimaksud beserta pangsa pasar dunianya berturut-turut adalah; minyak sawit mentah (53%), oleo chemical (31,9%), margarin (13%), cocoa butter (12,9%), cengkih (36,1%), sarang burung walet (47,8%), nikel (28%), timah (24,7%), tisu (18,9%), serta flooring dari kayu (12,7%). Selain itu, komoditas lain di bidang perikanan dan agroindustri juga berpeluang mengalami peningkatan ekspor bila dibarengi dengan kebijakan yang tepat (Tempo, 2020).   

Lebih jauh, turunnya ekspor-impor justru membuka peluang pasar baru bagi produk dalam negeri. Menurut IGP Wira Kusuma, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, penurunan ekspor-impor dapat dipandang sebagai momentum untuk memperkuat perekonomian dalam negeri. Dengan berkurangnya penawaran dari luar negeri, diharapkan produk dalam negeri dapat lebih terserap secara optimal untuk memenuhi permintaan domestik (Detik, 2020).

Kemudian, terkait peluang mempercepat realisasi anggaran PEN, Sri Mulyani menjelaskan bahwa serapan dana akan cepat terealisasi jika menggunakan program yang telah ada dan memiliki validasi (Media Indonesia, 2020).  Sejumlah program yang telah ada sebelumnya, seperti PKH dan Kartu Sembako, memiliki data yang cukup menyeluruh dan valid serta mekanisme yang tepat. Dengan demikian, realisasi anggaran dapat berjalan lebih optimal. Selain itu, jika memanfaatkan program tersebut, maka tidak ada perubahan regulasi yang signifikan sehingga birokrasi berjalan dengan cepat. Sementara itu, untuk program yang sifatnya usulan baru, seperti Kartu Prakerja, bansos produktif, dan bantuan subsidi bagi pekerja, dibutuhkan penyempurnaan basis data yang valid sebelum realisasi anggaran diselenggarakan.

Kesimpulan

Serangan pandemi telah terbukti sangat menyengsarakan perekonomian. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia agar tidak merosot jauh ke dalam jurang resesi. Stimulus anggaran yang diberikan pemerintah melalui skema PEN diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk tetap beroperasi, menjaga produktivitas, dan mempertahankan daya beli masyarakat. Namun, penyaluran dana tidak cepat dieksekusi, hanya karena rumitnya permasalahan data dan administrasi sehingga penyerapan dana kurang optimal. Adaptasi kebiasaan baru dalam hal perekonomian, tentunya perlu dilakukan oleh pemerintah secara cepat dan masif dalam rangka membangkitkan kembali dan menyelamatkan perekonomian negara, di samping usaha menekan laju persebaran Covid-19 di tanah air. Lantas, siapkah kita?

Daftar Pustaka

Badan Pemeriksa Keuangan. (2020). PP No. 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional. Diakses 16 August 2020, dari https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/136615/pp-no-23-tahun-2020

Badan Pusat Statistik. (2020a). Ekonomi Indonesia Triwulan I 2020 Tumbuh 2,97 Persen. Diakses 15 August 2020, dari https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/05/05/1736/ekonomi-indonesia-triwulan-i-2020-tumbuh-2-97-persen.html

Badan Pusat Statistik. (2020b). Ekonomi Indonesia Triwulan II 2020 Turun 5,32 Persen. Diakses 15 August 2020, dari https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/08/05/1737/-ekonomi-indonesia-triwulan-ii-2020-turun-5-32-persen.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun