Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lika-Liku Ekonomi Berbagi: Sebuah Analisis

1 Mei 2020   09:41 Diperbarui: 1 Mei 2020   09:59 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut riset Lembaga Demografi FEB UI, upah rata-rata mitra Go-Ride di Jabodetabek sebesar Rp 4,9 juta (2018). Walaupun di atas tingkat UMR Jabodetabek (Rp 3,9 juta), tingkat ini belum mumpuni untuk memiliki tabungan yang cukup sampai pensiun. Sebuah studi kasus dari eropa (Caixabank, 2018) menunjukkan bahwa, secara rata-rata, pekerja On-demand di ekonomi berbagi bekerja untuk durasi yang lebih pendek relatif terhadap durasi jam kerja rata-rata, dan mengalami penurunan pendapatan median relatif terhadap pendapatan minimum nasional. 

dokpri
dokpri
Penemuan ini pun terjadi di Indonesia dimana 38% mitra Go-Ride serta 76% mitra Go-Life melaporkan meningkatnya waktu luang setelah bergabung dengan Gojek (LD FEB UI, 2018). Sebesar 82% dari mereka juga melaporkan peningkatan pendapatan. 

Menurunnya pendapatan median  dan meningkatnya pendapatan rata-rata menyarankan bahwa distribusi pendapatan pekerja-pekerja ini bersifat positively skewed (Ini berdasarkan asumsi bahwa pendapatan median pekerja on-demand di Indonesia juga mengalami penurunan, tentunya analisis data lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi ini). 

Lantas, menurunnya durasi kerja serta meningkatnya pendapatan bulanan menyarankan bahwa terdapat peningkatan upah per jam rata-rata yang didapatkan para mitra. Ini merupakan permasalahan trade-off antara bekerja dan waktu luang, dan dapat dijelaskan menggunakan efek pendapatan dan substitusi. Disini, upah rata-rata per jam (w) ekuivalen dengan tingkat Marginal Rate of Substitution (MRSM,l) antara income (M) dan waktu luang (l). 

Arti dari MRSM,l= w adalah, seorang pekerja harus rela mengorbankan upah w demi mendapatkan satu jam tambahan untuk waktu luang. Saat upah per jam (w) meningkat, efek pendapatan akan memberikan insentif pada pekerja untuk bekerja lebih lama. 

Pekerja akan terus memilih untuk bekerja, sampai suatu titik dimana pendapatan mereka sudah cukup bagi kebutuhan mereka. Lantas mereka akan memilih untuk mensubstitusi pekerjaan dengan kegiatan waktu luang. Saat pekerja lebih memilih waktu luang, dapat dikatakan efek substitusi lebih mendominasi dari efek pendapatan. Fenomena ini dapat dijelaskan menggunakan Backwards Bending Labour Supply Curve:


dokpri
dokpri
Seperti yang tertera di diagram, jumlah jam kerja (TL) akan berbanding lurus dengan pendapatan (w) selama efek substitusi mendominasi efek pendapatan. Saat efek pendapatan mendominasi efek substitusi, TL akan berbanding terbalik dengan w. 

Uniknya, 30% dari mitra Go-Ride bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta sebelum bergabung dengan Gojek (LD FEB UI, 2018). Untuk Go-Car, tingkatnya bahkan lebih tinggi, pada 43%. Dapat dilihat bahwa terdapat pergerakan masif dari sektor formal ke sektor informal, yang memiliki tingkat keamanan pekerjaan yang minim. 

Dalam ekonomi berbagi, jasa transportasi seperti Go-Ride merupakan salah satu jasa yang memiliki otonomi pekerja paling rendah. Tidak seperti pekerja freelance, mitra-mitra Go-Ride tidak memiliki daya tawar mengenai tarif yang mereka terima maupun standar dari jasa yang mereka berikan. 

Kemampuan mitra Gojek untuk melakukan tawar-menawar kolektif melalui serikat buruh pun lemah. Lantas, hak fundamental seperti perlakuan non-diskriminatif pada pekerja (e.g. UMR, cuti) tidak terjamin karena sebagai kontraktor independen, dilindungi atau tidaknya mereka oleh UU Ketenagakerjaan (UU No. 13 Tahun 2003) masih rancu. 

dokpri
dokpri
Permasalahan kedua merupakan berkurangnya economic resilience yang akan terjadi jika sebagian besar dari populasi sebuah negara tidak memiliki aset. Selain berinvestasi dan menabung, kepemilikan aset juga merupakan salah satu cara menyimpan kekayaan yang konvensional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun