Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengapa Menunda-nunda? Baca Quickie ini Sekarang Juga!

29 Maret 2019   18:02 Diperbarui: 29 Maret 2019   18:20 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Zahra Putri, Ilmu Ekonomi 2017, Kepala Departemen Kajian dan Penelitian 2019

Oleh: Zahra Putri, Ilmu Ekonomi 2017, Kepala Departemen Kajian dan Penelitian 2019.

"You may delay, but time will not." -- Benjamin Franklin

 Dalam menjalani kegiatan sehari-hari, menunda pekerjaan atau procrastination seringkali dilakukan oleh berbagai kalangan. Sebagai mahasiswa tentunya kita sudah tidak asing dengan kebiasaan menunda. Misal, saat menulis Quickie ini, penulis mungkin baru menulis ketika mendekati tenggat waktu. Bahkan, saat Anda membaca Quickie ini, apakah ada kewajiban yang sedang Anda kesampingkan? Jika tidak, bagus. Tapi kalau iya, setidaknya tulisan ini bisa memberi informasi mengapa seringkali kita menunda dalam melakukan aktivitas.

Analisis mengenai motif individu dalam mengulur pekerjaan atau procrastination dapat ditelaah dari berbagai disiplin ilmu. Dalam kaitannya dengan ilmu ekonomi, analisis procrastination juga memiliki banyak aplikasi, misalnya pada keputusan untuk menabung, aspek akademik, tingkat kejahatan, dan kecanduan narkoba (Akerlof, 1991).  Kali ini, tulisan ini akan membahas motif ekonomi yang melatarbelakangi procrastination khususnya dalam bidang akademik. 

Mengapa procrastination saja harus dibahas melalui analisis ekonomi? Dalam kaitannya dengan hal ini, Akerlof (1991) menyatakan bahwa procrastination merupakan sebuah penyakit yang menyebabkan individu berperilaku tidak rasional. Oleh karena itu, analisis ekonomi diperlukan untuk menjelaskan ketidakrasionalan dibalik procrastination.

Procrastinating, lumrah?

Semb et al. (1979) dalam studinya berjudul "Student withdrawals and delayed work patterns in self-paced psychology courses" menemukan tingkat kecenderungan mahasiswa untuk procrastinate semakin tinggi seiring dengan semakin lama mahasiswa tersebut kuliah: mahasiswa lama lebih sering menunda daripada mahasiswa baru. Selanjutnya, Laura J. Solomon dan Esther D. Rothblum meneliti sebanyak 342 mahasiswa di University of Vermont untuk mengetahui frekuensi penundaan yang biasa dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 46% responden menyatakan bahwa mereka selalu menunda pengerjaan tugas, 27.6% menunda belajar untuk ujian, dan 30.1% menunda untuk membaca ulang materi kuliah. Jika dijumlahkan seluruh persentase frekuensi penundaan maka dapat diketahui bahwa akumulasi persentase adalah 103.7%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 3.7% dari responden yang menunda pada dua hingga tiga aktivitas akademik.

Procrastination memiliki berbagai dampak terhadap performa akademik mahasiswa. Tuckman (1998) menemukan bahwa semakin tinggi tingkat procrastination individu diasosiasikan dengan nilai indeks prestasi kumulatif yang lebih rendah. Selanjutnya, Lisa M. Zarick dan Robert Stonebraker meneliti dampak dari procrastination terhadap tiga aspek akademik mahasiswa: kualitas tugas, waktu pengumpulan tugas, dan nilai ujian. Dari 200 mahasiswa di berbagai universitas yang diteliti, 42% responden menyatakan bahwa setidaknya procrastination memiliki dampak yang negatif pada satu atau dua aspek akademik. Hanya satu responden yang mengklaim bahwa procrastination sama sekali tidak mempengaruhi aspek akademik. 

Mengapa Masih Menunda?

Dari pembahasan sebelumnya, dapat disepakati bersama bahwa procrastination memiliki efek yang negatif terhadap aspek akademik. Tetapi, terlepas dari efek negatif yang ditimbulkan, procrastination masih kerap dilakukan oleh mahasiswa. Lalu, mengapa kita masih menunda? Jika ditelaah dari aspek psikologis, mengulur-ulur waktu disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah rasa cemas, malas, dan terlalu perfeksionis ketika mengerjakan tugas (Solomon et al., 1984). Selain beberapa hal tersebut, Steel (2007) mengidentifikasi bahwa tingkat kesukaan juga berperan penting dalam keputusan untuk menunda. Intuisinya sederhana saja: semakin individu tidak menyukai tugas yang harus dilakukan maka semakin enggan individu untuk mengerjakan tugas tersebut.

Namun, jika ditelisik melalui motif ekonomi maka procrastination bisa dijelaskan melalui satu konsep yaitu present-biased preferences. Present bias terjadi ketika individu menaruh bobot nilai yang lebih tinggi pada manfaat yang akan diterima sekarang daripada manfaat yang diterima nanti. Padahal, manfaat yang akan diterima individu bernilai sama. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya individu memiliki tendensi untuk bersenang-senang dahulu dan bersakit-sakit kemudian daripada bersakit-sakit dahulu dan bersenang-senang kemudian. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu lebih suka menerima manfaat sekarang lalu menunda untuk mengeluarkan biaya hingga nanti (O'Donoghue et al., 1999).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun