Dilema
Langkah preventif BI untuk menyelamatkan Rupiah pun sudah dilakukan melalui peningkatan suku bunga acuan tetapi Rupiah belum menujukkan tanda-tanda penguatan. Konsep mendasar mengenai makroekonomi internasional adalah trilema yang dihadapi suatu negara untuk memilih antara nilai tukar yang stabil, aliran modal yang terbuka, dan kebijakan moneter yang otonom.Â
Bagi negara berkembang, teori ini lebih megacu pada dilema dibanding dengan trilema. Perekonomian yang masih sangat dipengaruhi oleh keadaan keuangan global, sehingga tanpa adanya pembatasan pada aliran modal internasional tetap akan menyebabkan independensi moneter tak dapat dicapai meskipun menggunakan rezim nilai kurs mengambang. Situasi ini juga terjadi pada Indonesia. Sikap fear of floating Bank Indonesia menjadikan pilihan menaikkan suku bunga acuan adalah yang terbaik untuk menghindari sudden stop effect meskipun dengan risiko membebani dilema ini.
Namun, Indonesia memerlukan langkah tambahan untuk segera mengatasi gejolak Rupiah. Dengan kondisi fundamental dalam negeri Indonesia saat ini dianggap jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan krisis keuangan Asia 1998 lalu. Defisit transaksi berjalan yang jauh lebih rendah hingga perubahan rezim nilai tukar, dari rezim terkendali menjadi mengambang terkendali.
Indonesia memerlukan langkah-langkah terkait perbaikan posisi neraca transaksi perdagangan. Indonesia dinilai perlu mengurangi impor yang memerlukan devisa besar, meningkatkan ekspor, dan meningkatkan FDI. Dengan demikian, Indonesia diharapkan mampu memiliki ekonomi yang lebih resisten terhadap guncangan eksternal dan ketidakpastian global dan tentunya, Rupiah pun menjadi lebih stabil.
Â
Untuk informasi lebih lanjut seputar rangkaian FSDE 2018:
Twitter: @FSDE_UGM
Instagram: @fsde.ugm
LINE : @yvf4139o
Facebook : Forum Studi dan Diskusi EkonomiÂ