Siapa yang tidak kenal Jakarta, dengan moto lamanya 'sekejam-kejamnya ibu tiri, lebih kejam ibukota'. Sebersit terlintas di kepala saya, agak enggan sebenernya bertemu dengan calon teman baru karena hal-hal tersebut. Agak risih apabila harus duduk bersebelahan apabila nonton film atau travel ke luar negeri atau satu meja ketika makan di restoran.Â
Sempat saya lirik mengenai aplikasi Promoteamer ini di Google Play, dan saya baca deskripsinya. Kesan saya idenya lumayan bagus, dan mungkin memang belum ada aplikasi perantara seperti ini. Kadang saya bertanya, apa ini aplikasi dating seperti Tinder atau lebih aplikasi promosi seperti Groupon? Namun aplikasi ini tampaknya memang masih fresh alias baru terbit kalau dilihat dari jumlah downloadnya. Saya sendiri belum terpikir untuk menggunakannya saat ini.
Dilihat dari pribadi saya yang memang selalu was-was dan skeptis, saya pikir perlu adanya kita menaruh rasa waspada terhadap kemajuan teknologi saat ini, apa itu benar-benar menguntungkan atau bisa jadi malah merugikan manusia.Â
Mungkin untuk itulah saya belum berani menyentuh tombol Uberpool atau Grabshare, karena ruang privasi amatlah penting bagi saya. 'Just wait and see lha' kalau orang-orang Singapura bilang. Sambil saya lanjutkan makan siang sendirian di sebuah restoran di Sudirman ini.