Seperti yang kita ketahui, bahwa indonesia adalah suatu negara yang memiliki kekayaan yang meliputi kebudayaan, keanekaragaman, suku, agama, dan sumber daya alam. Sehingga dari Sabang sampai Merauke adalah suatu keanekaragaman yang harus dilestarikan. Namun dalam kehidupan yang berbangsa, masih ada banyak problematika yang harus diselesaikan.
Salah satunya mengenai toleransi. Akhir-akhir ini banyak kasus pembunuhan, pembullyan, diskriminasi, dan rasisme seolah-olah Hak Asasi Manusia sudah tidak ada lagi. Tidak hanya golongan tua yang berbuat rusuh, golongan muda bahkan anak SD pun juga melakukan pembullyan hingga meninggal. Coba bayangkan jika masyarakat memiliki rasa toleransi yang tinggi, mungkin tidak akan ada suatu problematika yang terjadi di negara yang kaya akan keanekaragaman ini. Keuntungan seperti ini bukan hanya untuk perorangan, namun untuk semua orang.
Didalam media sosial, sering kita jumpai media provokasi yang bersifat mengajak seseorang untuk melakukan suatu hal yang melenceng dari norma, seperti rasisme dan diskriminasi. Seperti suatu golongan yang hanya mementingkan (kemaslahatan) sendiri. Ada yang mencaci maki suatu golongan, ada juga yang menghasut seseorang untuk membenci suatu golongan dll.Â
Bila seseorang di besarkan di suatu lingkup yang kurang memiliki rasa toleransi terhadap orang-orang di sekitarnya, maka orang tersebut kemungkinan besar akan menjadi orang yang kurang bisa bertoleransi dan menghargai orang lain. Kedua adalah faktor ekonomi orang tersebut. Semakin makmur orang tersebut, maka semakin besar pula kemungkinan orang tersebut dapat bertoleransi.
Hilangnya toleransi dapat diperangi dengan suatu tindakan yang bersifat mengayomi sesama lain, dimulai dari ajaran pendidikan di sekolah atau lingkungan yang karakteristiknya tidak individual. Dengan hal-hal tersebut, maka dengan sendirinya akan terbentuk suatu keadaan yang lebih harmonis, dimana lingkungan tersebut adalah suatu faktor terpenting dalam pembentukan sikap toleransi dalam diri seseorang.