Sebagai fotografer, rutinitas pada akhir pekan adalah gerilya pantai maupun sejumlah objek wisata di kota Ternate untuk membuat karya fotografi. Dari puluhan lokasi yang sering saya datangi, termasuk dua spot yang  menjadi favorit untuk memotret refleksi mangrove di air tawar dan burung Kuntul besar, yakni empang mangga dua (PPN Ternate) dan Empang Siantan. Namun, kini wajah dua lokasi tersebut telah jauh berubah, termasuk sulit untuk melihat keberadaan burung Kuntul besar.
Tahun 2013 silam, ada dua lokasi di pusat kota Ternate, Maluku Utara, yang kerap saya manfaatkan untuk memotret pesona mangrove dan burung Kuntul besar (Ardea alba).
Lokasi tersebut berada di kelurahan Mangga Dua Ternate Selatan, yakni Empang Siantan dan Empang Mangga Dua. Dua lokasi ini dijadikan tempat bermain burung Kuntul besar atau yang lebih familiar bagi masyarakat Maluku Utara disebut burung Suweko untuk bermain.
Untuk lokasi pertama memang masih terdapat pohon mangrove, tapi jumlahnya mulai berkurang, sementara lokasi kedua merupakan areal pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Ternate.
Lokasi pertama -- empang Siantan -- letaknya tepat di depan Pelabuhan speed boad Mangga Dua Ternate yang melayani rute penyeberangan Ternate-Sofifi (ibu kota Provinsi Maluku Utara).
Di lokasi ini, karena bukan milik pemerintah, sehingga begitu banyak pohon mangrove telah ditebang untuk kepentingan pembangunan. Sementara lokasi kedua yang kini dijaga pegawai PPN Ternate merupakan empang yang terbilang dengan areal sangat besar seukuran lapangan sepak bola.
Lokasi tersebut telah ditimbun dan dibangun pagar beton keliling dan ditanami puluhan pohon kelapa dan mangga serta jenis pohon lainnya, termasuk dibangun sebuah masjid yang diperuntukkan bagi pegawai yang bertugas di PPN Ternate serta masyarakat sekitar.
Bahkan, setelah ditimbun, lokasi empang yang dulu sulit dilewati, kini menjadi akses yang sangat muda bagi warga menuju ke pelabuhan perikanan, maupun ke pelabuhan penyeberangan Bastiong.