Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kompak di Ruang Kelas, Berlanjut di Restoran Mewah

29 Agustus 2022   00:23 Diperbarui: 29 Agustus 2022   00:26 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana makan bersama di salah satu Restoran di kota Ternate

Suasana menjelang makan bersama 
Suasana menjelang makan bersama 

Pun sama, berseloroh jika ada tema diskusi kami soal wanita, terlebih jika saya pun tak mau kalah, turut serta meramaikan diskusi sambil sesekali menyelipkan candaan yang memantik emosi teman-teman perempuan.

Karena saling berseloroh, akhirnya memunculkan istilah "guru membela murid" kata-kata ini muncul, kala saya dan sang kawan Bahrun Mustafa mulai tersudutkan dengan argumen yang datang bertubi-tubi, dilancarkan oleh teman wanita. 

Dan, yang paling getol menghipnotis kami adalah Ibu Sahnia Syukur, ditambah dua taman lainnya, yang kami sebut sebagai muridnya beliau, adalah Sartika Juniarsih dan Liliningsih Hamid. 

Energi ketiganya makin komplit, jika Ibu Ade Suryani, yang juga sebagai kepala sekolah pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Tidore Kepulauan, turut menyuntik semangat mereka dengan beragam argument, yang terkadang membuat kami [tak berdaya].

Terlebih, jika ruangan mendadak riuh, bantahan demi bantahan mulai terlontar membuat suasana bak ajang berbalas pantun. 

Kondisi seperti ini memang selalu terlihat pada setiap hari perkuliahan, maupun ketika kami kembali pulang ke rumah, dan melanjutkan diskusi via WAG. 

Menariknya, mereka yang terkadang tak mendapat waktu lebih saat berada di dalam kelas, kembali melancarkan argumen ilmiahnya, yang disambut gelak tawa yang diekspresikan dengan emoji dan sticker jenaka. 

Seperti yang disampaikan Ibu Sumarni, yang akrab disapa ibu Kanjen,  walaupun argumennya terkesaan to the point, tetapi membutuhkan begitu banyak jawaban yang harus kami counter balik.

Terlebih jika Ibu Asriani mulai menyela -- memperkuat argumen bu Kanjen, mendadak suasana ruang kuliah seperti dentuman misterius yang menghebohkan, ha...ha...ha, ya itulah perempuan tak ingin mengalah dari lelaki wkwkwk. 

Eits, tapi bukan berarti kami diam dan menerima begitu saja argumen mereka. Sebab, masih ada teman kami: Pak Amin Awad, Pak Ade Hasan, Pak Habibi Galela, Pak Iksan Suryadi, Pak Fajri Jufri, dan Pak Abdruahman Muh. Ali, yang sigap membungkam argumen mereka, walaupun dari pihak perempuan, mereka kerap meminta Ibu Maemuna Idris untuk mengcounter, namun rasanya tidak mampu membendung argumen kami, yang kami beri kuasa pada Pak Abd Rauf Lasuhu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun