Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Air Mata Bahagia Ibu Wali Kelas

7 April 2022   13:15 Diperbarui: 7 April 2022   13:16 1979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunyi klakson kendaraan roda dua dan empat saling bersahutan di jalan raya tepatnya di depan Sekolah. Pak Danang sigap di dekat pintu gerbang, rupanya pagi hari itu merupakan jadwal piketnya, sehingga ia lebih dulu datang ke sekolah. Tatapan Pak Danang jauh ke jalan raya mengamati arus lalu lintas dan menyaksikan satu persatu siswa yang turun dari kendaraan. "Ayo cepat masuk anak-anak, sebentar lagi upacara bendera dimulai," ujar pak Danang sambil mengibaskan tangannya memanggil beberapa siswa yang terlihat ngobrol di dekat warung makan.

Sementara di lapangan upacara, kepala sekolah dan para guru sudah bersiap-siap mengikuti upacara bendera. Petugas upacara adalah siswa dari kelas IX-1, wali kelasnya bernama Bu Aminah, dia sangat bangga kepada anak didiknya, karena setiap diberi tugas sebagai petugas upacara, mereka selalu menyelesaikan dengan baik, namun hari itu, Bu Aminah gelisah, karena jelang dimulainya upacara, ada salah satu anak didiknya belum terlihat berada di lapangan. Dia lah Andre, siswa yang pada minggu lalu mendapat surat teguran dari Sekolah.

Rupanya saat mendapat teguran tertulis membuat Andre enggan bersekolah, Andre sebenarnya dikenal sebagai siswa yang pintar di kelas IX-1, jika pada penerimaan rapor, selain Nanda yang disebut pertama sebagai siswa yang meraih nilai tertinggi di kelas, maka Andre pasti berada pada urutan kedua. Namun belakangan ini ia sering tidak sekolah dan bahkan ketika datang ke sekolah pun, hanya menghabiskan waktu di pekarangan rumah warga dengan bermain game online. Karena kecanduan dengan permainan tersebut, membuat sikap Andre mulai berubah: tidak lagi serius belajar, bahkan tidak lagi terlibat pada kegiatan OSIS.

***

Upacara bendera baru saja usai, Bu Aminah menyuruh anak-anak didiknya masuk ke dalam kelas. Semua kursi di dalam kelas terisi, hanya tempat duduk Andre yang terlihat tanpa penghuni. "Si Andre tidak sekolah ya? Atau datang terlambat?" tanya Bu Aminah. "Tidak tahu Bu!" jawab anak didiknya kompak. "Ok! kalau begitu, silahkan bersiap-siap ya! Sebentar lagi Pak Agus akan masuk ke kelas," ujar Bu Aminah mengingatkan mereka.

Hingga berlangsungnya mata pelajaran kedua, Andre pun tidak terlihat, dan sudah dinyatakan alpa oleh guru yang mengajar pada kelas IX-1. Dan teman-temannya pun merasa ada yang berbeda dengan Andre. Sejak dari kelas VIII-1 dan sebulan mereka berada di kelas IX-1, Andre mulai berubah: malas sekolah, dan bahkan datang ke sekolah pun, hanya memilih berada di luar sekolah dan lebih sibuk dengan telepon selulernya.

***

Bu Aminah akhirnya memutuskan berkunjung ke rumah Andre, sebab sejak surat panggilan terhadap orang tuanya, membuat Andre jarang mengikuti pelajaran, kata Bu Aminah, mungkin Andre ketakutan sehingga memilih tidak serius belajar dan bahkan tidak mengikuti kegiatan OSIS. Sejak kedatangan Bu Aminah ke rumahnya, menurut orangtua Andre, bahwa akhir-akhir ini si Andre terpengaruh dengan anak-anak di lingkungan mereka yang doyan bermain Game Online. Sehingga, malas belajar, dan bahkan tidak lagi menjalankan salat lima waktu seperti biasanya.

Sikap Andre, kata kedua orang tuanya sangat jauh berubah ketika dia kecanduan game online, mereka selalu menegurnya dan meminta untuk rajin belajar pun sulit dilakukan Andre. Jika mereka memarahinya, dia malah pergi ke rumah kakek dan neneknya, dan tak mau kembali. Mendengar penjelasan kedua orang tuanya, Bu Aminah tetap berupaya untuk bertemu dan berbicara secara langsung dengan Andre.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun