Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang 40 Hari Kepergian Sang Adik Gunawan "Wera" Idrus

25 Oktober 2020   22:23 Diperbarui: 25 Oktober 2020   23:04 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sehingga ibu kami merasa seperti separuh kekuatan dalam dirinya telah hilang selamanya. Dan memang sangat terbukti, bahwa dari semua anak-anaknya hanya almarhum adik saya lah yang bisa diandalkan, sementara kami tidak familiar dengan pekerjaan berat.

Berniat Membangun Rumah

Selama dua tahun terakhir bekerja di Ternate, tepatnya pada lingkungan kami di Lingkungan Simpang Lima Puncak Kelurahan Marikurubu, Kecamatan Ternate Tengah Kota Ternate. almarhum adik tidak pernah mengeluh dalam bekerja. Karena, memang niatnya membangun rumah, sehingga apapun pekerjaan yang bisa mendatangkan uang tetap dia kerjakan.

Karena niatnya sangat jelas, bahwa sebelum anaknya bersekolah dia harus membangun rumah, agar fokus perhatian selanjutnya adalah mencari biaya pendidikan anaknya. Walaupun saya bersama adik saya di Bandung berkali-kali sudah menyampaikan bahwa anaknya menjadi tanggung jawab kami berdua, untuk membalas kebaikannya terhadap kami berdua.

Namun, dia tetap berkeyakinan bahwa selama tenaganya masih bisa dimanfaatkan, maka dia tetap berusaha sekeras mungkin untuk anaknya. Karena kami sudah berjanji, hingga pada 15 September lalu dia dipanggil Sang Khaliq, saya mengontak adik saya di Bandung untuk kembali mengingatkannya untuk merealisasikan janji kami berdua, bahwa anak dari almarhum adik saya menjadi tanggung jawab kami berdua hingga dia berada di bangku Perguruan Tinggi.

Selama bekerja di Ternate, selain saya dan adik saya di Bandung, ada dua orang sangat berkontribusi atas pendapatannya dalam mengumpulkan rupiah yakni Bapak Syafruddi Hasym salah satu PNS pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku Utara, dan Ibu Rahima Kandope PNS Kota Ternate.

Dua orang inilah yang selalu dia ceritakan kepada saya, dikala ngopi bersama di rumah saya. Katanya Pak Udin dan Ibu Rahima atau yang sering dipanggil Mama Dadang berhati baik, bahkan rumah yang dia bekerja plesteran dan acian adalah milik ibu Rahima dan di rumah tersebutlah dia menghembuskan napas terakhirnya.

Namanya diabadikan menjadi nama Jalan Lingkungan

Selama berada di Ternate yaitu di lingkungan kami, tidak hanya Bapak Syafruddin Hasim dan Ibu Rahima saja yang begitu akrab dengannya. Namun, hampir semua warga di Lingkungan Simpang Lima maupun Simpang Lima Puncak sangat akrab dengannya.

Keakraban itu dibangun, dikala pada saat-saat tertentu dia sering membantu warga bekerja, maupun turut serta terlibat dalam sejumlah kegiatan: seperti bakti sosial dan lain sebagainya. Karena cara bergaulnya pun "bebas" tidak memandang stratifikasi sosial.

Sehingga, kata salah satu Abang saya ketika  berkunjung di rumah saya, begitu dia bertanya tentang alamat rumah saya pada anak-anak di pangkalan ojek di lingkungan Simpang Lima semua orang mengenalnya, sehingga kata Abang saya anak ini (almarhum Gunawan) sejak tinggal bersama saya di lingkungan Simpang Lima Puncak Kelurahan Marikurubu, begitu banyak orang mengenalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun