Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Content Writer

INFP-T/INFJ Book, nature, classical music, and poem🍁 Me and my writing against the world 🌼

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenapa Selalu Terjadi Keheningan Setelah Menerima Takdir?

20 Mei 2025   12:35 Diperbarui: 20 Mei 2025   12:33 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perasaan yang Mengalami Perubahan Bentuk

Sebelum menerima takdir, emosi kita bergejolak hebat. Marah, kecewa, sedih, bingung, semua bercampur seperti badai. Tapi setelah takdir diterima meski tidak semuanya dipahami emosi itu perlahan berubah bentuk. Bukan hilang, tapi mengalami transisi.

Kesedihan berubah menjadi pengakuan. Kekecewaan berubah menjadi penerimaan. Kemarahan berubah menjadi kelegaan karena akhirnya berhenti berperang dengan kenyataan. Dan dari semua itu, muncullah ruang kosong dalam hati. Ruang yang sepi, namun damai. Keheningan yang terasa aneh, namun tidak menakutkan.

Keluh Kesah yang Tidak Lagi Perlu Diucap

Manusia butuh bicara. Tentang luka, tentang kehilangan, tentang impian yang kandas. Tapi ada titik di mana kata-kata pun terasa tak cukup. Apalagi ketika kita menyadari, tidak semua orang bisa mengerti cerita kita. Tidak semua bisa merasakan rasa yang kita telan sendirian.

Lalu kita memilih diam. Bukan karena tidak ingin didengar, tapi karena sudah tidak ingin menyakiti diri dengan mengulang-ulang kisah yang menyakitkan. Kita menyimpan semuanya, bukan untuk memendam, tapi untuk menyembuhkan perlahan-lahan. Keheningan itu menjadi pelukan yang lembut bagi hati yang luka. Sebuah cara tubuh dan jiwa untuk berkata, "Cukup. Sekarang waktunya istirahat."

Logika Jiwa yang Memandu pada Rasa Ikhlas

Secara logis, keheningan setelah menerima takdir bisa dijelaskan sebagai reaksi tubuh terhadap stres yang mulai mereda. Saat kita dalam mode penolakan, tubuh dan pikiran bekerja sangat keras fight or flight. Tapi ketika takdir diterima, sistem dalam tubuh mulai tenang. Hormon stres menurun, detak jantung lebih stabil, dan pikiran menjadi lebih ringan.

Di saat itu, keheningan bukan sekadar suasana, melainkan kondisi fisiologis dan psikologis yang menunjukkan bahwa tubuh dan pikiran mulai pulih. Bahkan secara spiritual, keheningan sering kali menjadi gerbang menuju pemahaman yang lebih tinggi. Kita mulai melihat segalanya dari ketinggian, bahwa tak semua yang hilang adalah kerugian, tak semua yang gagal adalah kehancuran.

Keheningan Adalah Proses, Bukan Akhir

Yang sering dilupakan orang adalah bahwa keheningan bukan berarti kita sudah sepenuhnya "baik-baik saja." Ia adalah proses. Tahapan. Sebuah lorong sunyi yang harus dilalui sebelum akhirnya menemukan cahaya di ujung. Keheningan bukan kekalahan, ia adalah jeda sebelum kekuatan baru tumbuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun