Laki-laki yang dikhianati mungkin tidak selalu menangis, tapi mereka bisa mengalami kehancuran secara mental. Mereka bisa kehilangan motivasi hidup, sulit percaya pada wanita, dan bahkan menjadi trauma terhadap hubungan.
Dan masalahnya, luka batin tidak sembuh hanya karena pelaku berkata "aku menyesal". Bahkan setelah dimaafkan pun, banyak korban yang terus dihantui ketidakpastian dan rasa takut bahwa hal itu akan terjadi lagi.
Memaafkan Bisa Menjadi Sinyal Bahwa "Aku Bisa Disakiti Lagi"
Ini poin yang paling menyadarkan bahwa memaafkan perselingkuhan kadang justru memberi ruang bagi pelaku untuk mengulangi kesalahannya. Apalagi jika maaf diberikan tanpa konsekuensi yang jelas.
- Dari sudut pandang perempuan:
Banyak perempuan memaafkan karena takut kehilangan, takut dianggap "tidak setia", atau karena ada anak. Tapi dalam prosesnya, mereka sering mengorbankan kebahagiaan dan harga diri mereka sendiri. Mereka hidup dalam kecemasan dan kecurigaan, merasa terus-menerus tidak cukup baik.
- Dari sudut pandang laki-laki:
Sebagian laki-laki memaafkan karena gengsi, karena tidak ingin dicap gagal dalam hubungan. Tapi di balik itu, mereka terus membawa luka dan menjadi pribadi yang lebih dingin, tertutup, bahkan posesif.
Memaafkan tanpa keberanian untuk menetapkan batasan hanya akan memperpanjang penderitaan. Jika pelaku tidak benar-benar berubah, maka memaafkan justru menjadi sinyal bahwa dia bisa melakukan hal yang sama lagi dan akan tetap dimaafkan.
Setiap orang berhak menentukan batas toleransi dalam hubungan. Namun, penting untuk diingat bahwa cinta yang sehat adalah cinta yang didasarkan pada kepercayaan, komitmen, dan saling menghargai.
Perselingkuhan mencederai semua itu. Ia bukan sekadar "kesalahan kecil", tapi sebuah keputusan sadar untuk mengkhianati cinta.
Memaafkan memang mulia, tapi jangan sampai itu membuat kita lupa untuk mencintai dan menghargai diri sendiri. Kadang, melepaskan orang yang menyakiti lebih menyelamatkan daripada mempertahankannya.
Jadi, mengapa perselingkuhan tidak pantas untuk dimaafkan? Karena cinta sejati tidak menyakiti. Karena kepercayaan adalah hal paling mahal dalam sebuah hubungan.