(Sumber: PEXELS/MIKOTO.RAW)
Aku bilang jangan menyerah, tapi aku sendiri bingung caranya bertahan.
Kadang hidup penuh dengan ironi. Kita menyemangati orang lain agar tidak menyerah, tetapi di dalam hati kita merasa begitu lelah, bahkan bingung cara bertahan.
Kalau kamu pernah merasa seperti ini, percayalah, kamu tidak sendirian. Aku pun pernah ada di posisi itu, dan aku ingin berbagi sedikit cerita untuk kita sama-sama saling menguatkan.
Mengakui Kelelahan Itu Tidak Apa-Apa
Saat kita terus berkata, "Jangan menyerah," kita sering lupa untuk memberi ruang pada diri sendiri.
Aku ingat betul momen di mana aku merasa terjebak antara ingin terlihat kuat dan ingin menangis sejadi-jadinya. Tapi aku belajar sesuatu: tidak ada yang salah dengan merasa lelah.
Kamu tahu? Mengakui bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja bukan tanda kelemahan, melainkan keberanian.
Kalau aku bisa jujur, momen aku berhenti berpura-pura kuat justru jadi titik awal aku memahami apa yang sebenarnya aku butuhkan.
Jangan takut untuk berhenti sejenak, menarik napas dalam, dan mengizinkan dirimu merasakan semuanya.
Belajar Bertahan dari Hal-Hal Kecil
Aku sering berpikir bahwa bertahan itu harus besar dan spektakuler, seperti langsung menyelesaikan semua masalah dalam semalam.
Tapi kenyataannya? Bertahan sering kali terlihat seperti hal-hal kecil yang kadang kita anggap sepele.
Misalnya, bangun dari tempat tidur walaupun berat, menyeduh teh hangat untuk diri sendiri, atau menulis catatan kecil tentang apa yang membuatmu bersyukur hari itu.
Aku belajar bahwa bertahan adalah tentang terus melangkah, meski langkahnya kecil sekali. Tidak apa-apa kalau kamu berjalan perlahan, selama kamu tidak berhenti.
Hal kecil yang kamu lakukan hari ini mungkin terlihat sederhana, tapi sebenarnya itu adalah bentuk cinta pada dirimu sendiri.
Tidak Harus Selalu Tahu Jawabannya
Ada hari-hari di mana aku merasa kehilangan arah. Aku bertanya pada diri sendiri, "Sampai kapan aku harus seperti ini?" dan jujur saja, aku tidak punya jawabannya. Tapi aku sadar, hidup tidak selalu tentang memiliki jawaban atas semua pertanyaan.
Kadang, yang kamu butuhkan hanyalah tetap berjalan meskipun kamu belum tahu ke mana. Kamu tidak harus sempurna atau selalu tahu apa yang harus dilakukan.
Kadang bertahan berarti percaya bahwa, meskipun hari ini berat, ada harapan di baliknya. Aku selalu mengingatkan diriku sendiri bahwa badai tidak pernah berlangsung selamanya.
Berpegang pada Orang-Orang yang Peduli
Di tengah rasa bingung dan lelah, aku belajar bahwa aku tidak harus menghadapinya sendirian. Kita sering kali merasa takut terlihat lemah, sehingga menolak untuk meminta bantuan.
Tapi tahu, nggak? Tidak ada yang salah dengan berbagi cerita atau mencari dukungan dari orang-orang yang peduli padamu.
Aku mulai membuka diri pada sahabat dan keluarga, bahkan pada orang yang aku percayai meskipun mereka bukan orang terdekat.
Ternyata, berbagi beban membuat langkah terasa lebih ringan. Dan kadang, mendengar "Aku di sini buat kamu" dari orang lain bisa jadi hal yang menyelamatkan hari-harimu.
Jadi, jangan ragu untuk menjangkau mereka yang peduli. Kamu tidak perlu menghadapi semuanya sendirian, sayang.
Kamu Tidak Sendirian
Kalau kamu sedang berada di titik bingung cara bertahan, aku ingin bilang: kamu luar biasa.
Bahkan saat kamu merasa tidak tahu apa yang harus dilakukan, keinginanmu untuk bertahan itu sendiri adalah kekuatan.
Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Pelan-pelan saja, tidak apa-apa. Kamu tidak harus sempurna, kamu hanya perlu terus mencoba.
Dan kalau suatu saat kamu merasa terlalu lelah, ingat bahwa kamu tidak sendiri. Aku dan banyak orang lain di luar sana pun sedang belajar hal yang sama belajar bertahan.
Semoga tulisan ini bisa jadi pengingat bahwa kamu layak diperjuangkan, terutama oleh dirimu sendiri.
Tetaplah bertahan, sekecil apa pun langkahnya, karena aku percaya bahwa kamu lebih kuat dari yang kamu pikirkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI