Globalisasi merupakan interaksi antar negara dalam menjalin berbagai aspek kehidupan, seperti sosbud, politik, ataupun teknologi. Â Perihal tersebut di dorong oleh masyarakat yang lebih mengenal kemajuan dalam berkomunikasi. Dalam tahapan nya globalisasi akan secara cepat menghilangkan batas-batas geografis wilayah atau negara, dan memungkinkan perusahaan dan lembaga melakukan pertukaran informasi mengenai ide produksi barang secara instan. Di dunia ekonomi globalisasi dapat memicu perdagangan bebas serta investasi asing. Di sisi lain globalisasi dapat mempengaruhi aspek sosial dan budaya, dimana masyarakat yang terkena globalisasi akan mengubah gaya hidup mereka, dan cenderung menggunakan dominasi produk teknologi milik luar negeri. Meskipun banyak orang mengenal globalisasi sebagai manfaat nyata bagi kehidupan mereka, namun globalisasi juga dapat memunculkan banyak tantangan sosial dan ekonomi bagi masyarakat tertentu, tantangan tersebut seperti eksploitasi ada, ketimpangan sosial, serta lunturnya budaya-budaya lokal.Â
Menurut John Pilger, seorang jurnalis investigatif yang terkenal dari karya dokumenter nya yang berjudul "The New Rules of the World" telah menyoroti bagaimana globalisasi modern mempengaruhi tatanan dunia dalam arti ketimpangan ekonomi serta imperialisme dalam wujud yang baru. Dalam dokumenter John Pilger ini telah memaparkan terkait situasi negara-negara berkembang mengalami eksploitasi oleh perusahaan multinasional dan kebijakan ekonomi pemerintahan. Pilger menjadikan Indonesia sebagai fokus utama dari dampak negatif globalisasi ini, dalam eksplorasi nya di Indonesia, Pilger menemukan bahwa terdapat pengaruh kapitalisme global terhadap masyarakat lokal, serta hubungan kerja sama pemerintahan dengan luar negeri dengan tujuan mendukung peningkatan perusahaan asing. Dalam konteks globalisasi merupakan bentuk baru imperialisme adalah beberapa orang sering menganggap bahwa globalisasi dapat membawa kesejahteraan secara agregat. Namun nyatanya alih-alih memberikan kesejahteraan, globalisasi merupakan cara yang sama yang dilakukan negara-negara barat seperti kolonialisme zaman terdahulu. Penerapan ini akan di fokus kan oleh negara barat kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang berpotensi menjadi korban eksploitasi. Eksploitasi ini cenderung muncul pada sektor-sektor multinasional, sektor ini menjalankan ekploitasi melalui pemanfaatan sumber daya lokal serta tenaga kerja  dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmuran perusahaan tanpa memberikan manfaat positif bagi masyarakat lokal yang bekerja di perusahaan tersebut.Â
Eksploitasi ini merupakan bentuk nyata ketidakadilan terhadap rakyat era globalisasi, khusus nya buruh pabrik di Indonesia. Peristiwa pertini telah menjadi pusat tenaga kerja murahan pada zaman kependudukan Presiden ke 2 Indonesia, yakni Suharto yang di dukung oleh negara barat. Kebijakan ekonomi pada masa ini di rancang sedemikian rupa dengan tujuan membuka kesempatan bagi investasi asing, investasi asing ini banyak yang dilakukan dengan pengorbanan melalui hak hak tenaga kerja. Dalam dokumentasi nya Pilger menemukan contoh kasus yang serupa terkait perihal ini, salah satunya pemanfaatan tenaga kerja murah pada perusahaan GAP dan Nike yang mendirikan sektor di Indonesia dengan memperkerjakan buruh dengan upah murah serta lingkungan kerja yang buruk. Hal tersebut di lakukan pihak terkait demi keuntungan yang akan di investasi kan kepada perusahaan asing. Tidak terlepas dari masalah eksploitasi sumber daya manusia, perusahaan yang didiran di Indonesia pada era globalisasi juga berpengaruh bagi sumber daya alam lokal seperti eksploitasi hutan dan tambang. Hasil ekploitasi ini banyak di alirkan kepada oknum politik dan pembisnis elit sementara sebagian lapisan masyarakat hidup dalam kemiskinan.Â
Dalam kelancaran negara-negara Barat melakukan aksi ketidakadilan era globalisasi, mereka sering menggunakan awak media yang akan melakukan berbagai propaganda guna melindungi ketidakadilan yang dilakukannya. Media yang di bawah naungan negara-negara barat harus melakukan upaya yang akan membuat perubahan persepsi masyarakat menjadi persepsi yang positif mengenai globalisasi, dan menutup erat-erat dampak negatif terkait kondisi masyarakat-masyarakat miskin. Perihal ini mampu mengubah citra masyarakat yang di mana masyarakat menganggap bahwa eksploitasi merupakan hal yang lumrah terjadi pada negaranya, meskipun mereka tidak mengetahui bagaimana mekanisme eksploitasi ini di jalankan. Lambat laun beberapa masyarakat yang sadar dengan penyalahgunaan hak-hak manusia mulai melakukan aksi demonstrasi. Banyak aktivis-aktivis dari pihak buruh yang berupaya memperjuangkan harga diri mereka ke tempat yang lebih sejahtera, walaupun kegiatan perjuangan ini juga sering di kecam oleh pemerintah setempat. Menurut Pilger kegiatan ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi seluruh belahan dunia yang di dalamnya terdapat sistem perekonomian yang tidak adil bagi masyarakat nya. Nah dalam hal ini kita bisa melihat pemaparan yang jelas bagaimana era globalisasi ini merupakan sebuah kegiatan tiruan dari era kolonialisme, bagi Indonesia sendiri era kolonialisme merupakan sebuah peristiwa dimana ketidakadilan di junjung tinggi dan di anggap standar bagi pemerintahan Barat pada masanya. Banyak masyarakat yang di tindas dalam segi pengerjaan ekonomi negara untuk kepentingan negara-negara Barat.Â
Di era sekarang masih banyak pengaruh yang di timbulkan dari adanya globalisasi. Dalam daerah saya terdapat 2 perusahaan yang menjalin kerja sama dalam distribusi barang. 1 PT ini memiliki wewenang yang cukup besar dalam kontrak kerja sama yang di jalin, di sisi lain perusahaan yang terjalin kontrak di mintai untuk sewa distribusi barang yaitu jasa pengiriman barang produksi perusahaan ke konsumen luar daerah. Namun biaya sewa yang di berikan PT kepada perusahaan sewa tidak sebanding dengan biaya pengiriman, alasan ini karena pihak PT tidak mau membayar mahal biaya sewa dengan alasan menghemat biaya produksi. Perihal ini menyebabkan perusahaan sewa mengalami kerugian, karena pendapatan mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan perusahaan, seperti perawatan kendaraan distribusi, gaji karyawan distribusi, serta fasilitas keamanan dalam berkendara. Maka perusahaan sewa tidak mempunyai pilihan dengan membayar gaji karyawan dengan gaji minimum serta tidak mau terlibat jika karyawan perusahaan sewa mengalami kecelakaan tunggal, karyawan yang mengalami kecelakaan pada saat pengiriman dilarang untuk menyangkut pautkan masalah nya dengan perusahaan ataupun PT. Sehingga dampak yang di timbulkan harus di pertanggung jawabkan secara mandiri. Jika kita bicara solusi pendapat saya akan hal ini adalah globalisasi memang berpengaruh pada sebagian orang yang tidak mempunyai cukup kuasa baik itu dari segi ekonomi dan politik, namun di sisi lain segelintir orang elit globalisasi juga butuh orang-orang yang mampu bekerja di bawah tekanan karena, orang-orang seperti ini merupakan harta bagi para elit global untuk mengeksplorasi lebih banyak keuntungan dan penghargaan. Untuk itu solusi yang harus di tanamkan pada masyarakat adalah pendidikan, dengan pendidikan orang-orang yang tidak mengetahui mekanisme elit global dalam menjalankan globalisasi, akan mengetahui serta bertolak belakang dari manfaat globalisasi ini sehingga masyarakat yang mengetahui mekanisme globalisasi ini akan memiliki meninggalkan jiwa jiwa karyawan/buruh. Masyarakat dalam kelompok ini cenderung lebih memilih mendirikan sebuah perusahaan yang memiliki wewenang tinggi dalam ekonomi daerah nya daripada harus mengikuti bekerja sebagai karyawan dan mengikuti aturan perusahaan. Dengan kemandirian dalam mendirikan perusahaan, setiap individu akan menerima hak sebagai pengontrol perekonomian pada era globalisasi ini, semua ini tergantung pada persepsi individu dalam mengontrol perekonomian perusahaannya, apakah perusahaan yang didirikan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat terutama karyawan, atau sama hal nya dengan perusahaan yang menindas kinerja karyawan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI