Mohon tunggu...
Hilda Santika
Hilda Santika Mohon Tunggu... Administrasi - apapun juga

apapun itu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Si Putih yang Manis dan Gurih

13 Oktober 2017   10:22 Diperbarui: 13 Oktober 2017   10:42 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanan adalah kebutuhan primer bagi setiap manusia. Melalui makanan manusia dapat bertahan hidup berkat zat gizi yang diperoleh dari makanan tersebut. Makanan dapat digolongakan dalam beberapa jenis seperti daging, kacang-kacangan, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, biji-bijan, dan masih banyak lagi, yang jika diolah lebih lanjut akan menghasilkan jenis makanan yang baru pula. Siklus pembuatan makanan belum akan selesai jika makanan tersebut akhirnya belum dikonsumsi oleh manusia.

Makanan yang akan dibahas kali ini memanfatkan jenis makanan golongan umbi-umbian. Umbi tanaman yang akan digunakan adalah singkong atau biasa  disebut dengan ubi kayu. Didaerah saya, makanan ini biasa dikenal dengan sebutan "Alu Ndene". Makanan ini termasuk dalam jenis kue, makanan jajan, ataupun sejenis camilan. Alu dikenal dengan teksturnya yang kenyal, dan rasanya yang manis bercampur gurih.

Jika anda penasaran tentang makanan ini ataupun justru sekarang anda sudah merasa lapar, mari segera, saya akan menjelaskan proses pembuatan dari alu. Singkong menjadi bahan utama dalam proses pembuatan alu. Pertama-tama singkong yang telah dikupas dan dibersihkan kemudian dicuci hingga bersih. Selanjutnya, singkong akan memasuki proses pemarutan. 

Setelah singkong diparut, singkong kemudian di peras untuk diambil sarinya. Pada proses ini sari singkong dipisahkan dari ampasnya. Proses pemerasan ini sebaiknya digunakan menggunakan kain agar tidak ada singkong yang bercampur dengan sarinya. Sari dari singkong kemudian didiamkan sehari. Dari proses ini, sari singkong akan membentuk endapan dan diatas endapan masih terdapat campuran sedikit air. Air yang tersisa diatas endapan tersebut dibuang dari endapan singkong dengan cara diperas lagi hingga kandungan airnya berkurang. Proses pemerasan tidak perlu dilakukan hingga kandungan airnya hilang, tetapi dibuat sehingga endapan tersebut tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah, atau bisa dibilang lembab. Endapan tersebut kini berbentuk seperti tepung, tetapi dalam ukuran yang lebih besar dan kasar. 

Endapan tersebut kini siap untuk diolah. Untuk memberi rasa yang nikmat, cukup ditambahkan sedikit garam dan gula, serta parutan kelapa. Adonan kemudian dicampur merata. Adonan yang telah jadi kini dimasukan kedalam cetakan ataupun wajan untuk dimasak. Adonan ditempelkan pada permukaan wajan lalu dimasak dengan api kecil. Jika sisi adonan yang satu mulai berwarna kecoklatan maka adonan segera dibalik. 

Pada proses pemasakan ini perlu dilakukan secara hati-hati karena proses memasak adonan ini tanpa menggunakan minyak, dan jika adonan sudah mulai  dimasak strukturnya menjadi lengket. Proses pembalikan adonan mesti dilakukan dengan berhati-hati agar adonan tidak pecah. Jika adonan sudah tidak lengket pada wajan dan permukaannya berwarna kecoklatan, hal tersebut menandakan bahwa adonan telah matang. Alu siap untuk dihidangkan dan disantap. Alu dapat disantap dengan variasi rasa yang lain, seperti ditambahkan gula merah cair agar rasa yang dihasilkan lebih enak dan berkenan di lidah dan perut si pembuat.

Sari singkong yang dimanfaatkan dalam proses pembuatan alu memiliki manfaat dan juga mengandung nilai gizi serta sumber energi yang berguna bagi tubuh. Tak hanya memberi kepuasan lidah, alu menawaran banyak gizi yang diperlukan tubuh. Apakah anda tertarik untuk menciptakan varian rasa baru alu ? Selamat mencoba dan semoga informasi ini bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun