Di sebuah kota kecil, tinggal seorang pemuda bernama Arman. Sejak kecil, ia bercita-cita untuk menjadi dokter. Ia belajar keras dan berhasil diterima di fakultas kedokteran di universitas impiannya. Namun, hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan Maya, seorang gadis yang juga kuliah di kampus yang sama.
Pertemuan yang Mengubah Segalanya
Arman dan Maya bertemu di sebuah acara kampus. Mereka cepat akrab karena memiliki banyak kesamaan, mulai dari hobi hingga pandangan hidup. Seiring berjalannya waktu, perasaan Arman terhadap Maya semakin dalam. Ia mulai meragukan fokusnya untuk menjadi dokter, karena hatinya terpaut pada cinta yang baru tumbuh.
Dilema yang Menyakitkan
Sementara itu, tekanan dari orang tua dan teman-temannya untuk berhasil dalam studi semakin menguat. Arman merasa terjebak antara cita-cita yang sudah ia impikan sejak lama dan cinta yang membuatnya bahagia. Setiap malam, ia terjaga memikirkan masa depannya. Apakah ia harus terus berjuang di dunia kedokteran atau mengikuti kata hatinya dan menjalin hubungan yang lebih serius dengan Maya?
Momen Kritis
Suatu hari, Arman mendapat kabar bahwa ia harus mengambil ujian penting yang akan menentukan kelulusannya. Namun, di saat bersamaan, Maya mengajak untuk pergi berlibur bersama teman-teman. Arman merasa bingung; mengikuti ujian berarti mempertahankan cita-citanya, tetapi pergi bersama Maya juga berarti mengejar kebahagiaan.
Refleksi dan Keputusan
Menjelang ujian, Arman memutuskan untuk merenung. Ia menyadari bahwa selama ini ia terlalu fokus pada harapan orang lain. Cita-citanya adalah miliknya, tetapi cinta juga merupakan bagian penting dari hidupnya. Akhirnya, ia memilih untuk mengikuti ujian dan memberi tahu Maya tentang perasaannya.
Penutup
Setelah ujian, Arman berbicara jujur kepada Maya. Ia menjelaskan betapa pentingnya cita-cita baginya, tetapi juga ingin menjaga hubungan mereka. Maya mengerti dan mendukung keputusan Arman. Mereka sepakat untuk saling mendukung satu sama lain, baik dalam cinta maupun karier.