Mohon tunggu...
hikmah
hikmah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - الف ليلة وليلة

Setiap kali air mata terjatuh, aku memilih memungutinya dengan haru, untuk kudaur ulang menjadi serangkaian aksara yang mampu kau baca. Dan apabila kau merasakan getir saat membaca tulisanku, bisa jadi, tulisan itu lahir dari air mata paling pilu yang pernah kujatuhkan!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Makin ke Sini Makin ke Sana

5 Juli 2022   16:57 Diperbarui: 5 Juli 2022   17:16 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Makin ke sini kok makin ke  sana 

Makin ke sini makin takut dan ragu untuk make a first move or even just move forward. Sesuatu yg dulu kusenangi dan ingin sekali kucapai kini malah jadi sesuatu yang tampak biasa saja malah terasa menjadi begitu menakutkan bagiku kini. Entah itu suatu hobby, tempat yang kusenangi, harapan, keingianan, dll. 

Dulu mungkin banyak sekali daftar-daftar harap yang berderet ingin segera kulakukan/kucapai. Kini, harapan itu makin hari makin surut, tak ada antusias sama sekali untuk sekedar meraihnya atau melakukannya seperti layaknya dulu. Semangat terasa kian padam, antusias tak lagi membara, ghirah dalam diri seketika redup, makin hilang keinginan dan harapan-harapan yang dulu kunanti-nanti dan kuperjuangkan agar bisa tercapai. 

Kini semuanya terasa begitu melelahkan, melelahkan untuk sekedar mengejar, menjalani dan menjemput hal tersebut. Apakah cuma sampai di sini saja kisahku, berhenti karena kelelahan Lalu ketika akan bangkit dan mencoba meneruskan langkah sudah tak ada lagi tenaga tersisa, sudah sangat pasrah dengan yang ada.

Entah akan bagaimana kisahku nanti, arahnya akan ke mana? Masihkah di sini, menyerah pada yang ada, menyerahkan diri sepenuhnya pada apapun dan siapapun yang akan datang? Atau mungkin bisa saja kembali menemukan alasan untuk terus berusaha meski tak tahu pasti arahnya akan ke mana? 

Kalaupun harus berusaha terus, entah siapa yang harus kuperjuangkan, siapa yang menjadi tujuan dari langkahku? Tidakkah melelahkan terus-terusan berjalan tapi tak tahu akan berhenti di mana dan akan menuju siapa?


Maka itu yang membuatku lelah, sama seperti yang adele katakan dalam lagunya: Should I give up, or should I just keep chasing pavements? Even if it leads nowhere?!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun