Mohon tunggu...
Hikmah Mauijah
Hikmah Mauijah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Pelajar Indo

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "Orientasi ke Aarah Pemahaman Filsafat Ilmu"

17 Februari 2020   17:44 Diperbarui: 17 Februari 2020   17:59 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Review Buku Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu

Judul               :   Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu

Pengarang       :   Prof. Dr. Mukhtar  Latif, M.Pd

Penerbit          :   Kencana Prenadamadia Group

Tahun             :   2014

Tebal Buku     :   340

Buku yang saya review ini berjudul "Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu" karangan dari Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd.  Buku ini mengulas tentang banyak hal mengenai filsafat ilmu mulai dari hakikat filsafat ilmu sampai perspektif ilmu seni dan agama dalam khazanah pengetahuan, budaya, dan peradaban pada bab terakhir.

Buku ini terdiri dari 13 bab, bab pertama yakni pendahuluan yang mengulas filsafat secara garis besarnya saja. Hal-hal yang tercantum dalam bab ini yakni mengenai macam-macam kebenaran, kriterianya, serta perkembangannya, pengertian filsafat, karakteristik berfikir filsafat, metode berfikir filsafat, pemikiran modern tentang filsafat, pengertian ilmu dan filsafat ilmu, hakikat filsafat ilmu, inovasi yang dilakukan filsafat barat, pijakan filsafat ilmu, dan yang terakhir yaitu tujuan filsafat ilmu.

Bab kedua yakni tentang hakikat filsafat ilmu yang mencakup pengertian, cakupan, objek, metode, dan tujuan. Dalam buku ini mengemukakan beragam pengertian filsafat ilmu, cakupannya serta tujuannya yang dikemukakan oleh para pakar, diantaranya adalah dari Ahmad Saebani yang mengartikan filsafat sebagai ilmu yang mengkaji seluk-beluk dan tata cara memperoleh suatu pengetahuan, sumber pengetahuan, metode dan pendekatan yang digunakan untuk mendapat pengetahuan logis dan rasional. 

Adapun cakupannya seperti yang dikemukakan oleh Israel Scheffer ada tiga bidang : (a) peran ilmu dalam masyarakat, yang menelaah hubungan antara faktor-faktor kemasyarakatan dan ide-ide ilmiah; (b) dunia sebagaimana digambarkan oleh ilmu, berusaha melukiskan asal-mula dan struktur alam semesta menurut teori yang terbaik dan penemuan dalam kosmologi; (c) landasan ilmu, menyelidiki metode ilmu, bentuk logis, cara penyimpulan, dan konsep dasar ilmu. Adapun objek filsafat seperti objek ilmu pada biasanya, yakni memiliki dua macam objek, yaitu objek material dan formal. Dalam sejarah banyak tercatat metode filsafat sedikitnya sepuluh metode, yakni :

Metode kritis, metode intuitif, metode skolastik, metode filsafat rene dascartes dan pengikutnya, metode geometri, metode transendental, metode fenemonologis, metode dialektis, metode neopositivistis, metode analitika bahasa. Dan yang terakhir adalah tujuan, seperti yang dikatakan mustansyir dkk. Manfaaat filsafat sebagai berikut : pertama, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Kedua, filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Ketiga, filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.

Bab ketiga membahas tentang filsafat dan sejarah perkembangan ilmu. Filsafat barat muncul di Yunani sejak abad ke-7 SM. Dan berkembang pada tahun 470-322 SM. Dan setelah itu barulah muncul tiga aliran filsafat yakni stoisisme, epikurisme, dan neo-platonisme. Pada abad XV dan XVI dinamai filsafat modern yang pada masa itu muncul semangat perubahan dalam kerangka berfikir. 

Setelah masa filsafat modern adalah masa filsafat kontemporer yang ditandai dengan keinginan untuk mendobrak sifat-sifat filsafat modern yang mengagungkan keuniversalitasan, kebenaran tunggal, dan kebebasan nilai. Selain membahas perkembangan filsafat barat buku ini juga membahas perkembangan filsafat timur serta filsafat timur tengah. 

Dan  tidak hanya itu di dalam buku ini juga mengulas tentang sejarah perkembangan filsafat berdasarkan latar belakang agama : filsafat islam, filsafat Kristen, filsafat budha, dan filsafat hindu. Adapun ilmu berkembang dari fisafat, adapun sumbernya adalah akal budinya, dengan akal manusia mampu untuk berpikir tentang sesuatu, memikirkan gagasan untuk menciptakan  karya seni ataupun teknologi , serta mampu berdialog dengan orang lain tentang apa saja.

Bab keempat menjelaskan tentang dasar dan jenis ilmu pengetahuan. Dasar ilmu pengetahuan yakni meliputi: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Jenis ilmu pengetahuan menurut Fuad Ikhsan ada empat macam : (a) wahyu (b) intuitif  yakni kebenaran yang imajinatif dalam pengalaman pribadi seseorang (c) kebenaran yang tidak bersifat intuitif (d) rasional.

Menurut Jujun S. Suriasumantri, pengetahuan merupakan khazanah kekayaan mental yang secara langsung atau tak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Epistemologi dalam ilmu filsafat berarti masalah-masalah yang muncul untuk menyusun ilmu pengetahuan. Epistemologi lahir dikarenakan ketidakpuasan manusia terhadap panca indera karena dianggap tidak lagi valid. Epistemologi membahas apakah yang membedakan pengetahuan yang benar dan pengetahuan yang salah? Dan tentang bagaimana cara ilmu pengetahuan memperoleh kebenarannya.

            Bila ditinjau menurut sejarah epistemologi, adanya suatu kecendrungan yang jelas mengenai bagaimana riwayat cara-cara menemukan kebenaran (pengetahuan), kendatipun riwayat yang dimaksud memperlihatkan adanya banyak kekacauan perspektif yang saling bertentangan. Cara untuk membedakan pengetahuan yang memadai atau "sebenarnya" dengan pengetahuan yang palsu dapat dilakukan dengan pendekatan konstruktivisme individual dan konstruktivisme

            Konstruktivisme individual mengasumsi bahwa ndividu mencapai koherensi diantara perbedaan potongan-potongan pengetahuan itu.  Pembuatan atau pengkonstruksian yang tidak konsisten dengan mayoritas pengetahuan lain akan menyebabkan individu cenderung untuk menolaknya. Pengkonstruksian yang berhasil dalam mengintegrasikan potongan -- potongan pengetahuan yang sebelumnya, tidak bertautan (incohent) akan dipelihara.

            Konstruktivisme sosial memahami mufakat antara subjek berbeda sebagai ketentuan untuk menilai pengetahuan. Kebenaran atau kenyataan hanya akan diberikan terhadap pengkonstruksian  yang disetujui kebanyakan orang atau suatu kelompok masyarakat.

            Pengetahuan tidak ilmiah masih tergolong pengetahuan pra-ilmiah. Dalam hal ini, berupa pengetahuan hasil serapan indrawi yang secara sadar diperoleh secara pasif  atau diluar kesadaran seperti ilham, ituisi dan wahyu. Adapun pengetahuan pra-ilmiah sesungguhnya diperoleh secara sadar dan aktif, namun bersifat acak, tanpa metode sehingga tidak dimasukkan dalam ilmu. Sedangkan pengetahuan ilmiah diperoleh secara sadar, aktif, sistematis, jelas prosesnya secara procedural, metodis dan teknis, tidak bersifat acak dan diakhiri dengan verifikasi atau diuji kebenaran ilmiahnya.

            Epistemologi merupakan disiplin filsafat yang secara khusus hendak memperoleh pengetahuan tentang pengetahuan. Ada tiga problem pokok sebagai penyelidikan filsafat terhadap epistemologi pengetahuan, antara lain : menyangkut watak pengetahua, sumber pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan.

            Metode untuk memperoleh pengetahuan sebagai berikut :

  1. Metode empiris
  2. Metode rasionalisme
  3. Metode fenomenalisme
  4. Metode intuisionisme

Aksiologi ilmu pengetahuan dan manfaatnya bagi manusia. Aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Aksiologi mencakup teori tentang nilai moral, keindahan, dan sosial politik. Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Guna suatu ilmu berkaitan dengan kegunaan. Guna suatu ilmu bagi kehidupan manusia akan mengantarkan hidup semakin tahu tentang kehidupan. Aksiologi memberikan jawaban untuk apa ilmu itu digunakan.

Menurut Susanto, ada 2 kategori dasar aksiologi. Pertama, objektivisme, yaitu penilaian terhadap sesuatu yang dilakukan apa adanya sesuai keadaan objek yang dinilai. Kedua, subjectivism, yaitu penilaian terhadap sesuatu dimana dalam proses penilaian terhadap unsur intuisi.

Logika dalam konteks umum diartikan sebagai masuk akal, wajar, pantas bisa diterima, atau dapat difahami.  Logika tidak hanya mengajarkan bagaimana suatu penyimpulan yang tepat, tetapi juga membuat kita waspada terhadap kemungkinan kesalahan yang kita lakukan dalam pembuatan kesimpulan. Dalam kaitan dengan syarat-syarat ilmu pengetahuan, logika memegang peranan penting logika menjadi semacam alat ukur yang harus digunakan untuk menentukan bukan saja kadar keilmiahan dalam suatu teori ilmu pengetahuan, melainkan juga validitas teori ilmu pengetahuan.

Moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti atau asusila. Menurut istilah, moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan dengan hidup atau agama tertentu. Pemahaman tentang moralitas yang didistingsikan dengaan legalitas ditemukan dalam filsafat moral kant. 

Menurut pendapatnya, moralitas adalah kesesuaian sikap dan perbuatan dengan norma atau hukum nathiniah, yakni apa yang oleh Kant dipandang sebagai "kewajiban" adapun legalitas adalah kesesuaian sikap dan tindakan dengan hukum atau norma lahiriah belaka. Kesesuaian ini belum bernilai moral, sebab tidak didasari dorongan batin. Moralitas akan tercapai jika dalam menaati hukum lahiriah bukan karena takut pada akibat hukum lahiriah itu, melainkan karena menyadari bahwa paa taat pada hukum itu merupakan kewajiban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun