Mohon tunggu...
HijrAH Adi Sukrial
HijrAH Adi Sukrial Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa gagal yang sedang berusaha sukses m enjadi seorang jurnalis, walau masih jurnalis lokal....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pacu Jawi Sekadar Alek Fotografer?

6 April 2012   11:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:57 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1333718071912340555

[caption id="attachment_180440" align="alignnone" width="400" caption="foto randi azhari"][/caption] Di sebuah sawah yang terletak di tepi jalan Padangpanjang-Batusangkar, tepatnya di Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, Tanahdatar, ratusan fotografer berbaris rapi dengan kamera siap membidik objeknya. Mereka menanti sapi (jawi, red) berlari ke arah mereka untuk diambil fotonya.

Sementara, di sawah yang di bawahnya, sapi (jawi, red) ditunggangi oleh joki dan berlari dari ujung sawah, ke arah fotografer yang membidik jawi yang lari bergandengan itu. Lumpur pun menyibak, joki bergantung di ekor jawi tersebut. Saat ada salah satu jawi yang larinya melambat, maka joki akan menggigit ekornya. Jawi kemudian akan berlari lebih kencang lagi.

Ketika jawi hampir sampai di sawah dimana para fotografer berdiri, maka fotogtrafer-fotografer itu akan berlari menghindari terjangan jawi. “Sangat seru dan memacu adrenalin. Saya suka suasana di sini dan acara ini,” ujar Randi, salah seorang fotografer asal Bukittinggi yang sengaja datang untuk mengambil gambar pacu jawi.

Ya, tanpa disadari, beberapa tahun belakangan pacu jawi seakan menjadi ikon bagi fotografer. Tidak hanya fotografer Sumbar dan Indonesia, fotografer dunia pun berdatangan untuk mengabadikan kegiatan yang diberi tajuk “Alek Nagari Tanahdatar Pacu Jawi,” ini.

Berbagai lomba fotografer tingkat dunia dimenangkan oleh karya yang mengangkat tema pacu jawi ini. Kemudian, diiringi dengan berlomba-lombanya komunitas fotografer di dunia menyelenggarakan lomba foto dengan tema pacu jawi. Dalam alek nagari yang diselenggarakan Sabtu (11/2) yang lalu itu, fotografer datang dari Jerman, Singapura, Malaysia, Jepang, dan negara lainnya.

Bahkan untuk tahun ini, karya para fotografer akan dipamerkan pada Pameran Photo Pacu Jawi dan  Pesona Wisata Tanah Datar yang akan dilaksanakan di Gedung Bentara Budaya Kompas, Jalan Palmerah Selatan No17 Jakarta Pusat, 8-10 September 2012.

“Saya datang ke sini setelah melihat karya guru fotografer saya. Sebelumnya dia juga sudah pernah ke sini. Melihat karyanya, saya sungguh ingin datang ke sini (batusangkar, red),” ujar Pingki, salah seorang fotografer asal Singapura dengan bahasa Melayu bercampur Inggris.

Menurut Pingki, yang menarik dari foto pacu jawi adalah aksi joki dengan dua sapi yang bergelimang Lumpur di sawah. “Saya sangat suka aksinya. Sangat unik dan menarik. Saya pikir di dunia hanya ada perlombaan seperti ini (pacu jawi, red) hanya ada di sini. Pemandangan menuju ke sini juga indah, tidak ada di Singapura,” ujar Pingki, takjub.

Di bagian lain, di dekat jalan masuk untuk menuju areal persawahan, ada sebuah tanah kosong yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk berjualan. Ada yang berjualan nasi, kawa daun, sate, makanan ringan, serta permainan anak-anak. Menjelang pacu jawi dimulai, masyarakat yang berdatangan ke lokasi ini akan bersantai untuk menyantap hidangan khas kampung di sana.

Sementara, di sisi lainnya ada permainan rakyat seperti buayan kaliang yang berputar masih menggunakan tenaga manusia. Tempat itu menjadi favorit anak-anak. Bahkan, ketika pacu jawi sedang berlangsung, buayan kaliang terus berputar dan selalu berisi penuh oleh penumpang yang ingin menikmati sensasi dan memacu adrenalin di udara.

Memang, pada acara pacu jawi tidak sekadar jawi yang berpacu yang disuguhkan. Namun, kesenian tradisional lainnya juga dipertontonkan pada alek nagari itu. Dari anak-anak SD hingga kakek-kakek tak bergigi lagi memperagakan kebolehan mereka dalam berbagai atraksi yang menarik perhatian pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun