Mohon tunggu...
Izzah Nuruz Zakiya
Izzah Nuruz Zakiya Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan Nim 23107030015

Saya seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi di UIN Sunan Kalijaga yang gemar membaca, menulis, menonton film, dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Kekerasan Verbal Menuju Keadilan Sosial : Peran Komunikasi Profetik dalam Menghadapi Bullying

31 Mei 2025   20:37 Diperbarui: 5 Juni 2025   18:09 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://images.app.goo.gl/bhgr5fNRUpDB4iCt5

Lingkungan sekolah juga harus diarahkan menjadi komunitas yang menjunjung nilai kasih, empati, dan keadilan. Karena sejatinya juga nilai transendensi dapat memperkuat proses penyembuhan, sekaligus mendorong adanya transformasi budaya

dalam menangani bullying dengan pendekatan secara profetik, komunikasi terapeutik menjadi pendekatan utama. Yang mana jenis komunikasi ini fokus pada penyembuhan emosi, pemberdayaan korban, dan menciutkan relasi yang aman. Karena karakteristiknya yang menggunakan:

  • Pendengaran aktif dan empatik
  • Penguatan energi positif kepada korban
  • Penggunaan bahasa yang menyembuhkan, bukan menghakimi 
  • Dialog terbuka yang dilakukan oleh pihak yang dipercaya.

Praktiknya bisa dilakukan dalam konseling, diskusi kelas, kampanye sosial digital, dan dukungan secara langsung oleh orang 

terdekatnya.

Dalam menangani bullying secara profetik, komunikasi terapeutik menjadi pendekatan utama. Namun, agar komunikasi ini tidak hanya menyentuh secara psikologis tetapi juga menyembuhkan secara spiritual dan etis, maka ia harus disampaikan dengan prinsip qaulan layyina, yakni perkataan yang lembut dan menyentuh hati.

Dalam jurnal JISSC-DIKSI (2022), disebutkan bahwa qaulan layyina adalah “kata manis yang dibuat dengan lembut sehingga mampu menyentuh hati orang yang diajak bicara” dan menjadi etika komunikasi yang menghindari emosi dan cacian, namun penuh pengaruh secara batiniah

Pendekatan ini sangat penting dalam menghadapi korban bullying, yang mungkin sudah sangat terluka dan sensitif. Bahasa lembut dan empatik bukan sekadar gaya bicara, tetapi bentuk terapi batin. Demikian pula, saat berhadapan dengan pelaku bullying, komunikasi qaulan layyina membantu membuka ruang refleksi, bukan konfrontasi.

Bullying bukan hanya soal kenakalan remaja atau konflik antarteman. Ia adalah bentuk kekerasan sosial yang mengancurkan nilai kemanusiaan sejak dini. Melalui pendekatan komunikasi profetik, kita tidak hanya menyelesaikan masalah secara teknis, tetapi juga secara moral dan spiritual. Karena dengan liberasi, kita membebaskan jiwa-jiwa yang terperangkap, dengan humanisasi kita memanusiakan, dan dengan transendensi, kita mengangkat kembali martabat manusia.

Sudah saatnya sekolah dan masyarakat ikut serta menjalankan misi profetik ini yang berpihak pada yang tertindas, menyuarakan kebenaran, dan membangun ruang hidup yang lebih adil dan manusiawi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun