Desa Alastlogo, Pasuruan --- Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah menjadi momen berkesan bagi warga Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Berkat kerja sama antara mahasiswa KKN Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) kelompok 23 dengan organisasi IPNU-IPPNU Alastlogo, kegiatan ini sukses digelar dengan semangat kebersamaan, pendidikan agama, dan upaya nyata mendukung pelaku usaha lokal di desa.
Acara berlangsung pada Sabtu malam (1 Muharram) di lapangan desa yang menjadi titik kumpul berbagai elemen masyarakat. Acara dimulai sejak pukul 16.00 WIB dengan check-in panitia dan persiapan teknis, dilanjutkan dengan kehadiran peserta dan warga mulai pukul 18.00 WIB. Kegiatan dibuka dengan kirab obor, sebuah pawai yang melibatkan anak-anak, remaja, dan tokoh masyarakat berjalan kaki mengelilingi dusun sambil membawa obor sebagai simbol penerangan hati dan harapan baru.
Kegiatan Penuh Nilai Religius dan Edukasi
Setelah kirab obor, acara dilanjutkan dengan penampilan grup Al-Banjari lokal sebagai pra-acara. Kegiatan kemudian dibuka secara resmi oleh MC, dilanjutkan dengan pembacaan Qiraah, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Yalal Wathon. Kegiatan ini menjadi ruang bagi generasi muda desa untuk mengekspresikan semangat keagamaan dan kebangsaan secara bersamaan.
Sambutan-sambutan disampaikan oleh perwakilan panitia, IPNU-IPPNU, mahasiswa KKN, serta perangkat desa. Semua menyampaikan harapan agar kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda rutin tahunan yang melibatkan berbagai unsur masyarakat.
Salah satu momen yang cukup menyentuh adalah penampilan gabungan IPNU dan mahasiswa KKN, yang menampilkan puisi reflektif dan pesan-pesan spiritual yang menggambarkan makna hijrah secara kontekstual di kehidupan masyarakat desa saat ini. Kegiatan ditutup dengan istighosah bersama, doa penutup, pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur, serta sesi foto bersama seluruh peserta dan panitia.
Mendukung UMKM: Langkah Nyata dari Perayaan
Yang membedakan perayaan 1 Muharram tahun ini dari tahun-tahun sebelumnya adalah adanya partisipasi aktif pelaku UMKM lokal. Panitia memberikan ruang di sekitar lokasi acara bagi masyarakat untuk membuka lapak usaha dan menjajakan produk khas Alastlogo. Beberapa makanan yang hadir antara lain cireng, singkong keju, jemblem, martabak mini, hingga manisan kondur, makanan tradisional khas desa yang mulai jarang ditemukan di pasar-pasar umum.
Bagi pelaku UMKM, kegiatan ini memberi dampak positif. Mereka tak hanya mendapat penghasilan tambahan, tetapi juga kesempatan memperkenalkan produk ke masyarakat luas. Salah satu penjual, Ibu Nanik yang menjual martabak mini, menyampaikan rasa syukurnya. "Biasanya jualan hanya di sekolah atau pesanan. Tapi malam ini bisa jualan di acara besar, dan pembelinya ramai. Terima kasih untuk panitia," ujarnya.
Partisipasi Pendidikan dan Lembaga Keagamaan
Kegiatan ini juga melibatkan beberapa lembaga pendidikan dan keagamaan di desa, seperti TPQ, Madrasah Diniyah (Madin), MI, dan SDN Alastlogo. Para guru dan peserta didik hadir untuk ikut pawai obor dan menyaksikan acara hingga selesai. Hal ini memperkuat nilai edukatif dari kegiatan ini, karena siswa tak hanya belajar teori agama di kelas, tetapi juga mengalami langsung praktik kebersamaan, toleransi, dan nilai-nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Dukungan Perangkat Desa dan Harapan Keberlanjutan
Pak Fadil `salah satu perangkat desa, memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut. Dalam pesannya ia menyampaikan: "Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Kolaborasi antara mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan masyarakat seperti ini sangat penting untuk terus dijaga. Harapan kami, tahun depan kegiatan semacam ini bisa tetap dilanjutkan dan diperluas."
Pihak desa juga menyatakan keterbukaannya untuk terus mendukung ruang kreatif dan inisiatif anak muda desa yang memiliki dampak langsung terhadap kehidupan sosial dan ekonomi warga.
Refleksi dan Penutup
Bagi mahasiswa KKN UINSA, kegiatan ini menjadi salah satu pengalaman yang bermakna. Bukan hanya tentang menyelenggarakan acara, tetapi juga bagaimana menjalin komunikasi dengan masyarakat, mengenali potensi desa, dan belajar langsung tentang nilai-nilai sosial, budaya, dan keagamaan dari masyarakat.
Alfan, salah satu mahasiswa KKN menyampaikan, "Kegiatan ini kami rancang bersama warga dan IPNU-IPPNU, agar tidak hanya menjadi acara seremonial tapi juga punya dampak. Alhamdulillah, warga terlibat aktif, UMKM hidup, dan anak-anak juga bahagia. Itu sudah jadi kebahagiaan tersendiri bagi kami."
Dengan berakhirnya acara 1 Muharram ini, tercipta kesan mendalam bahwa desa tidak pernah kekurangan potensi. Yang dibutuhkan hanyalah ruang untuk bersatu, bergerak bersama, dan menghidupkan nilai-nilai baik dalam keseharian. Dan malam itu, Desa Alastlogo membuktikannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI