Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KH Amin Sepuh "Pahlawan dari Cirebon": Ulama yang Dinantikan KH Hasyim Asy'ari

21 Juni 2020   11:49 Diperbarui: 10 Juni 2021   07:11 11093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH Amin Sepuh. | laduni.id

Nama besar Kyai Amin Sepuh sangat melegenda, bahkan menjadi incaran tentara Belanda, terbukti ketika agresi Belanda II, tepatnya tahun 1952 Pondok Pesantren diserang Belanda. Dikarenakan mereka mengangap Kyai Amin Sepuh merupakan tokoh pejuang yang menentang penjajah. Pondok dibakar dan dikepung. 

Para santri pergi dan para pengasuh berserta keluarga mengungsi. Dua tahun kemudian, tahun 1954, Kyai Sanusi yang masih salah satu murid Kyai Amin sepuh adalah orang yang pertama kali datang dari pengungsiannya. Sisa-sisa kitab suci berantakan, termasuk kitab-kitab karya Kyai Amin Sepuh, habis dibakar, bangunan hancur dan nampak angker. Semua itu secara bertahap dibereskan lagi.

Tahun 1955 KH. Amin Sepuh kembali ke Babakan, kemudian para santri banyak berdatangan dari berbagai pelosok. KH. Amin Sepuh yang menjadi pengauh Pondok Gede kembali memberikan pelajaran-pelajaran agama kepada para santrinya. Atas usahanya beliau maka perkembangan pesantren menjadi maju pesat. 

Kemajuan yang sangat pesat tersebut juga diiringi dengan rintangan yang tidak mudah. H. Fikri menuturkan, sekitar tahun 1965 pesantren Raudlatut Tholibin dianggap sebagai penghalang anti PKI oleh sebab itu, PKI menyerang pesantren dan menculik salah seorang putra Kyai Amin Sepuh, yang hingga saat ini nasibnya tidak diketahui.

Dibalik itu santri Kyai Amin sepuh makin lama makin meluap. Pondok Raudhotul Tholibin tidak dapat menampung para santri, hingga santrinya dititipkan di rumah rumah ustadznya seperti KH. Hanan, di rumah KH. Sanusi, hingga kelak anak cucunya membentuk dan mengembangkan pesantren-pesantren seperti sekarang ini, sehingga pondok yang awalnya hanya satu (Pondok Raudlatut Tholibin) sekarang menjadi banyak. Alhamdulillah, tahun 2012 terdapat sekitar 40 pondok di lingkungan Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.

KH. Amin Sepuh wafat pada hari Selasa, pukul 16.10 tanggal 16 Rabiul Akhir 1392 H atau 20 Mei 1972, di usia yang hampir seabad. Dan dikebumikan di pemakaman keluarga di area pesantren Raudlatut Tholibin.

Penulis : Sumardi

Datar Pustaka :
Majalah Suara Ulama Edisi 9 tahun 1439 H / 2018 – KH. Amin Sepuh Pahlawan Cirebon
Rihlah Literasi “Menelusuri Jejak Islam di Cirebon” pada Jum’at, 19 Juni 2020 Via Google Meet bareng Student Rihlah Indonesia

Follow
IG : @studentrihlahindonesia
STUDENT RIHLAH INDONESIA
Pusat Kajian Pemikiran Pendidikan, Kebudayaan, dan Peradaban

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun