Terima kasih, Sang Proklamator Bangsa
Tak akan pernah gentar melawan penjajah bangsa
Walau semangat jadi keringat, dan tekad jadi darah
Semua dilakukanya, untuk INDONESIA
Demikian lah satu bait puisi yag pantas menggambarkan kontribusi Bung Hatta untuk Indonesia, kita para generasi penerus bangsa hanya tinggal menikmati dan meneruskan perjuangan beliau. Jasa dan pengorbanan beliau, takan lekang oleh waktu. Kini, sekarang, dan selamanya kan selalu diingat dan dikenang keteladanan beliau.
Ketika membaca sekilas mengenai biografi beliau, saya terinspirasi sebagai anak muda yang baru berusia 18 tahun, untuk tetap melanjutkan perjuanganya. Tekadnya, kontribusi nya, totalitas nya, dan semangat nya dalam mencari ilmu amat menginspirasi yang membaca biografi beliau.
Siapa yang tidak mengenal salah satu pahlawan atau tokoh Proklamator Indonesia ini bersama Presiden Soekarno. Sangat bersahaja dan sederhana hingga akhir hayatnya ini itulah sosok Mohammad Hatta yang lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi.
Masa Studi di Negeri Belanda
Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia", Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis. Tanpa banyak oposisi, "Indonesia" secara resmi diakui oleh kongres.
Kembali ke Tanah Air
Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra'jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia.
Proklamasi
Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekano sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa. Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI. Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya.Â