Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalan Buntu di Perjalanan Menuju Kedewasaan Seorang Mahasiswa

28 November 2017   20:27 Diperbarui: 29 November 2017   10:52 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freetwentyfive.wordpress.com

Bukankah secara umum perguruan tinggi adalah gerbang terakhir sebelum seseorang terjun ke masyarakat? Lalu, jika kasus sederhana yang bisa menghambat kedewasaan seseorang dalam hal tanggung jawab diBUNTU, bukankah perguruan tinggi sudah mengkhianati tujuan mulia pendidikan yang mendewasakan? 

Belum lagi ditambah dengan berbagai macam dispensasi terkait dengan pengumpulan tugas supaya ybs bisa lulus padahal sebelumnya tidak bisa lulus karena selalu terlambat mengumpulkan tugas? Masih ada juga model remidiasi yang tidak tepat sasaran yang membuat mahasiswa tidak menghargai ujian yang diberikan karena berharap pasti ada remidiasi jika tidak lulus. 

Menurut saya, remidiasi layak diberikan kepada mahasiswa yang seharusnya lulus karena memang rekam jejaknya menunjukkan adanya tanggung jawab studi tetapi ternyata tidak lulus. Remidiasi tidak layak diberikan kepada mahasiswa yang memang tidak layak lulus karena tidak bertanggung jawab terhadap studinya. Bagaimana dosen bisa tahu hal ini? Ini masalah kualitas proses belajar mengajar yang disorot BAN, tetapi BAN menggunakan instrumen yang tidak tepat untuk menilainya.

Dari tahun ke tahun setiap saya berbicara dengan panitia yang menyambut kehadiran mahasiswa baru dan berkomentar terkait dengan kegiatan yang dilakukan, saya mendapat jawaban yang sama, yaitu mahasiwa baru ini manja. Ups...! Waktu mereka masih mahasiswa baru, ini juga komentar yang disampaikan kakak kelasnya? Berarti terjadi penurunan kualitas dong!

Ini yang saya tulis di atas sebagai PEMBUNTUAN jalan menuju kedewasaan. Lebih menyedihkan lagi, pembuntuan ini justru dilakukan institusi pendidikan demi sebuah ego terkait dengan nama baik dan reputasi. Jadi nama baik sebuah kampus harus dibayar mahal dengan ketidakdewasaan mahasiswa dan alumninya, yang lalu harus jatuh bangun ditabrak sana sini demi sebuah proses menuju kedewasaan yang dibuntu tersebut. Tidak main-main... ini sudah menjadi masalah tingkat nasional dengan kehadiran BAN di situ.

Apakah dunia pendidikan BISA berubah? Saya jawab dengan lantang, BISA! Apakah dunia pendidikan MAU berubah? Dengan lirih saya menjawab, TIDAK TAHU.

Salam kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun