Mohon tunggu...
Hesti Putri
Hesti Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hesty

Tugas Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ulasan Novel "Hujan" Karya Tere Liye, Novel Ilmiah dan Drama

3 Mei 2021   14:38 Diperbarui: 3 Mei 2021   14:49 3589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hujan merupakan novel karya Darwis atau lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye, adalah seorang penulis novel tanah air yang beberapa karyanya sudah pernah di adaptasi ke layar lebar karena novel-novelnya selalu memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri dari penulis lainnya. Novel yang berjudul Hujan ini merupakan novel cetakan kedua yang diterbitkan pada Januari 2016, dengan tebal 320 halaman. Novel Hujan adalah novel ilmiah yang dibaluri dengan tema cinta dan persahabatan. 

Novel ini menceritakan kehidupan tokoh utama yang bernama Lail yang hidup pada tahun 2042. Tahun yang jumlah penduduk dunia melonjak drastis menjadi sepuluh miliar dan semua teknologi serba canggih. Lail merupakan perempuan yang mengalami kejadian dahsyat itu, ketika bencana gempa bumi akibat letusan gunung berapi dengan skala besar melebihi gunung Krakatau meletus. Bencana itu  menjadikan ia yatim piatu. Pada saat itu pula Lail bertemu dengan laki-laki yang menyelamatkan hidupnya, bernama Esok. Bahkan Lail yang merupakan tokoh utama tersebut menyaksikan sendiri bagaimana ibunya tidak selamat dari kejamnya bencana itu. Dengan keadaan yang sama-sama menyedihkan. Esok juga telah kehilangan empat saudara laki-lakinya.

Esok dan Lail pun bertahan hidup di pengungsian. Mereka selalu bersama-sama hingga keduanya saling akrab bagai Kakak Adik. Esok banyak membantu Lail dan petugas di pengungsian itu. Ternyata Ibunya Esok selamat dari bencana mahadahsyat itu tetapi di rawat di Rumah Sakit. Hingga satu tahun, akhirnya Esok dan Lail mereka harus berpisah, karena pengungsian akan ditutup oleh pemerintah. Bagi anak-anak yang tidak mempunyai rumah akan ditampung di panti sosial, ini berarti berlaku bagi Lail yang sudah tidak memiliki rumah. Sedangkan Esok akan tinggal bersama orang tua angkatnya yang ternyata merupakan walikota. Karena Esok adalah seseorang yang genius. Oleh karena itulah dia di angkat menjadi anak angkat di keluarga itu.

Di Panti sosial inilah, Lail bertemu dengan seseorang berambut kribo yang bernama Maryam. Mereka berdua akhirnya menjadi sahabat yang sangat dekat. Lail kemudian memiliki motivasi lebih agar bisa membantu menyelamatkan orang lain. Profesi yang dipilihnya adalah menjadi perawat. Mereka juga sama-sama menjadi relawan yang terus di ingat jasa-jasanya ketika terjadi bencana alam di tahun-tahun berikutnya.

Pertemuan antara Lail dan Esok semakin sulit, apalagi Esok masuk Universitas di luar Ibu Kota dan sibuk menjadi mahasiswa yang mengerjakan proyek besar untuk keselamatan umat manusia kala itu. Karena itulah ia dikenal dengan sebutan 'Soke Bahtera'. Seiring dengan berjalannya waktu, Lail tidak bisa mengerti perasaan cintanya terhadap Esok. Di tambah lagi kecemburuannya yang sangat mendalam terhadap sosok Claudia yang hadir sebagai saudara angkat Esok yang begitu cantik dan baik. Ia adalah anak dari Walikota. Hingga tiba pada keadaan bumi yang memprihatinkan. Profesor kala itu mengatakan ini akhir dunia. Maka diciptakanlah sebuah kapal besar yang salah satu penggagasnya adalah Soke Bahtera. Sebuah keputusan yang harus di ambil oleh Esok yang memiliki dua tiket, harus memilih antara Lail dan Claudia untuk mendapat tiket kapal menuju ruang angkasa karena bumi akan segera musnah beberapa tahun ke depan. Tiba pada akhir, Lail beranggapan bahwa Es yang sudah terlanjur cinta, marah, kecewa hendak memutuskan menghilangkan semua ingatannya agar dia bisa melupakan semua kenangan dengan laki-laki itu. Termasuk kenangan hujan, dimana saat hujan itulah semua kejadian berarti terjadi dalam hidupnya.

Membaca novel ini, mampu membawa kita terhanyut dalam alurnya yang maju mundur tetapi mengalir layaknya sebuah film. Novel yang bisa dikatakan sains ilmiah ini dari cerita cukup menarik, yang dibaluri dengan kisah sahabat dan cinta mampu membawa cerita ini tidak membosankan. Ceritanya sangat menarik dan cenderung mudah dipahami oleh pembaca.  Namun, Beberapa peristiwa terlalu terkesan dipaksakan. Salah satu contohnya adalah ketika terjadi bencana alam yang besar ternyata masih ada bangunan yang tidak rusak dan utuh. Padahal rasanya kejadian itu tidak mungkin terjadi karena skala bencana yang sangat besar tersebut.

Cerita dalam novel ini sangatlah menarik. Ditambah dengan penokohan yang kuat dan terfokus akan membuat pembacanya semakin terkait dan terhanyut oleh ceritanya. Belum lagi melalui alur maju mundur (plot-twist) khas Tere Liye, pembaca akan dibuat berdebar-debar dan penasaran untuk mengetahui akhir kisahnya. 

Pengulas: Hesti Putri, Herlis Agusti, Julianti, Nur Alam dan Wahyudi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun