Edisi kali ini, Tim Parenting Al Jauzi akan mengupas tentang konsep isu Pendidikan Karakter, khususnya tentang kecenderungan normalisasi penggunaan bahasa kasar di kalangan generasi muda. Sebuah fenomena tentang mengkawatirkan terkait adab dan akhlak pada generasi muda. Mengapa dikatakan normalisasi? Karena fenomena ini cenderung dibiarkan, pelakunya cenderung tidak ditegur oleh lingkungan sekitarnya.
Hari ini, sudah sangat jamak terdengar ucapan "4nj1ing, b4b1" dan semisalnya di kalangan generasi muda sebagai bagian pelengkap dari kalimat-kalimat yang mereka ucapkan. Sekilas tampak biasa dan menambah keakraban di antara mereka. Namun, tentunya, jika diselami lebih dalam, hal ini menyiratkan kondisi minimnya kesadaran mereka pada adab dan akhlak. Atau dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa mereka kurang menghargai pentingnya adab dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Tidak laki-laki ataupun perempuan, mereka menyelipkan kata-kata yang bisa digunakan untuk mengumpat itu, hampir pada setiap kalimatnya.
Artinya, ada kesadaran penuh bahwa dari para pelaku bahwa adab dan akhlak tidak penting. Walaupun mereka berdalih bahwa gaya bahasa ini hanya ditujukan untuk sesama teman akrab saja, namun kebiasaan ini tentunya akan mudah terbawa ke berbagai konteks dan ekosistem. Kebiasan bicara kasar yang tidak sesuai norma ini, menunjukkan kekurangpekaan yang bersangkutan, tentang pentingnya bersopan santun di berbagai forum. Penting menghargai lawan bicara, pihak yang lebih tua, pihak yang harus dihormati dan lain-lain. Kawatirnya, perilaku kurang peka terhadap adab dan akhlak ini akan terus menyebar pada ragam jenis perilaku lainnya. Kawatir akan terus membangun ego pribadi (mulut saya terserah saya, hidup saya terserah saya) dan yang semacamnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI