Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memanusiakan Profesi Pemulung sebagai Pekerja Informal

1 November 2021   14:40 Diperbarui: 1 November 2021   15:26 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan begitu, kalau tempat penampungan sementara yang kita sediakan sudah penuh, kita bisa memberikan kepada pemulung untuk mereka kumpulkan tanpa harus susah-susah mencari di tempat pembuangan sampah yang memakan waktu dan mengorbankan kesehatan.

Secara tidak langsung kita sudah berkontribusi untuk membantu pemulung terhindar dari penyakit, pekerjaan mereka lebih mudah, dan tentu kita sudah membuat pekerjaan mereka lebih manusiawi. Dan ini perlu digalakkan untuk tatanan kehidupan bermasyarakat yang dimulai dari setiap rumah tangga maupun pribadi perorangan.

Gerakan memilah sampah mulai dari rumah, selain daripada membantu pekerjaan pemulung menjadi lebih mudah, tidak kalah penting kita sudah berkontribusi menyelamatkan lingkungan dari tingkat pencemaran yang disebabkan oleh sampah yang kita hasilkan.

Selain rumah tangga atau perorangan, peran pemerintah juga dibutuhkan dalam hal ini untuk membuat pekerjaan pemulung menjadi lebih manusiawi.

Salah satu solusi yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah adalah dengan mendirikan atau membangun TPS 3 R atau Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle dimana di TPS 3R adalah tempat sementara pembuangan sampah sebelum di buang ke TPA. TPS 3R ini sendiri berguna untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Di TPS 3R ini nantinya titik lokasi bagi pemulung untuk memilah dan memulung sampah daur ulang sehingga mereka tidak susah-susah lagi mengunjungi satu satu tempat pembuangan sampah yang ada di tempat mereka tinggal.

Ini akan memudahkan tentunya, walaupun terpapar kuman itu pasti ada tapi setidaknya sudah dapat diminimalisir resikonya karena tidak semua jenis sampah terkumpul.

Dilansir dari situs berita kontan.co.id, bahwa pemerintah sudah membangun TPST-3R di 663 lokasi dengan total anggaran Rp 329 miliar dalam kurun waktu empat tahun dari 2015 hingga 2018. Mungkin apabila di monitoring ke setiap lokasi, mungkin ada yang tidak berjalan secara efektif.

Ini yang harus digalakkan oleh pemerintah agar mengaktifkan TPS3R yang tidak difungsikan termasuk juga dalam hal perawatannya demi sustainibility atau keberlanjutan kedepan. Karena dengan TPS3R merupakan salah satu cara dalam mengurai dan mengatasi permasalahan penumpukan sampah di TPA tentu salah satu solusi memanusiakan profesi pemulung.

Selain TPS 3R, pemerintah juga bisa menyediakan sarana atau fasilitas pembuangan sampah dengan membedakan sampah organik, anorganik dan recycle.

Dengan partipasi masyarakat sebagai rumah tangga maupun perorangan dan peran pemerintah dalam menyediakan fasilitas penampungan sampah sementara dan membangun TPS 3R, diharapkan menjadi solusi terbaik dan ampuh dalam memudahkan pekerjaan profesi pemulung dan tentunya dapat memanusiakan profesi pemulung itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun