Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hujan Bulan Juni, Makin Memikat dalam Wahana Film

6 November 2017   15:56 Diperbarui: 10 November 2017   15:54 3568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar IG @hujanbulanjuni

Segala yang bersifat puitis tentu kita senang membaca dan mendengarnya. Apalagi bila bait kata yang terangkai dan tersusun itu begitu indah dan bermakna. Bagi orang awam (termasuk saya) terkadang membaca puisi jika tergelar apa adanya tidak akan menarik. Lagu juga termasuk bait puisi. Karena ada aransemen dan iramanya, lagu itu enak didengar. Dan tanpa terasa liriknya (baca: bait puisi) menjadi hapal di luar kepala. Itu baru lagu bagaimana bila digabung visual menjadi film, tentu akan lebih menarik dan bernyawa.

Tidak banyak gubahan puisi yang diangkat ke layar lebar. Hadirnya film Hujan Bulan Juni seakan memberi warna tersendiri tidak saja kepada penikmat film tetapi juga pencinta sastra. Judul Hujan Bulan Juni tidak akan asing bagi kita yang merupakan judul puisi karya sang maestro Sapardi Djoko Damono tahun 1989. Hujan Bulan Juni terus berkembang menjadi novel tahun 2015, yang berkembang pula menjadi lagu, yang kemudian dialihwahanakan ke bentuk film di tahun 2017 ini.

Film Hujan Bulan Juni mempunyai jalinan cerita yang menarik. Sebuah kisah di antara dua insan yang sama-sama berprofesi sebagai dosen muda di Universitas Indonesia. Sarwono (Adipati Dolken) dari program studi antropologi dan Pingkan (Velove Vexia) dari program studi sastra Jepang. Hubungan mereka begitu unik dan menggemaskan bukan ala ABG, lebih dewasa sesuai prosesi keduanya yang sangat terpelajar. Hubungan itu tidak dideklarasikan dengan kata-kata, tidak eksplisit tetapi menunjukkan diantarannya ada hubungan khusus.

Sama seperti kisah percintaan lainnya yang tak selalu berjalan mulus. Adanya perbedaan terkadang pada suatu titik menjadi "pengganggu" hubungan, yang justru pemantik datangnya dari luar. Sarwono berasal dari Solo, sedangkan Pingkan campuran ibu Jawa dan ayahnya Manado. Walaupun ibunya Jawa, karena memakai sistem patrilineal maka Pingkan cenderung lebih Manado mengikuti garis keturunan ayahnya.

Hal ini tergambar ketika kunjungan Sarwono dan Pingkan ke Manado. Kunjungan itu lebih karena Sarwono ada tugas dinas dari UI untuk mengembangkan kerja sama di Universitas Sam Ratulangi, sedangkan Pingkan di pilih Sarwono sebagai asisten karena berasal Manado. Tugas dinas dilaksanakan dengan baik, di sela itu dimanfaatkan untuk mengunjungi daerah terindah di sana.  

Gangguan yang terjadi adalah ketika keluarga besar Pingkan di Manado mengetahui ketidakjelasan status keduanya itu yang dianggap mengambang. Pingkan diupayakan dijodohkan dengan Tubelaka (Surya Saputra) seorang dosen di Sam Ratulangi yang juga tokoh terpandang di Manado. Perjodohan itu lebih dikarenakan kesamaan budaya yang dirasa lebih cocok bagi Pingkan, dibandingkan Sarwono yang berasal dari Jawa. Gangguan lain berasal dari Benny (Baim Wong), sepupu Pingkan yang juga menginginkannya.

Sarwono menyadari ada persaingan di situ. Namun ia cukup tenang dan percaya diri bahwa Pingkan tidak akan berpaling darinya. Namun di lain sisi Sarwono justru takut kepada Katsuo (Koutaro Kakimoto) yang merupakan mentor Pingkan yang akan menemaninya untuk tugas belajar di Jepang selama 2 tahun. Sarwono tahu bahwa Pingkan sudah lama mengagumi Katsuo sejak masa kuliah dahulu.

Begitu gelisahnya Sarwono terkadang dalam percakapan terselip sindiran agar Pingkan tidak akan berkhianat. Pingkan rupanya tahu akan kegelisahan Sarwono itu, setengah menggoda Pingkan justru menyodorkan pernyataan bersayap, "Kamu kan tinggal melarang aku pergi ke Jepang". Dan rupanya Sarwono bukanlah tipe lelaki cengeng dan pengekang. Di antara ketakutannya itu, malah mendorong Pingkan untuk berangkat. Sarwono tahu kekasihnya itu sangat berhasrat pergi ke Jepang apalagi untuk menyaksikan mekarnya bunga Sakura. Sarwono melepas Pingkan dengan harapan bahwa kesetiaan akan berpihak padanya, bergelut kekhawatiran Pingkan akan berpaling darinya.

Dengan dibalut cerita yang menarik film ini bertaburan beberapa puisi yang diungkapkan Sarwono dan Pingkan. Dan untung saja bait-bait puisi itu juga tertulis dalam layar, sehingga penonton bisa mendengarkan sekaligus membaca bait yang puitis itu. Terselip juga pengandaian keduanya dihubungkan dengan beberapa tokoh cerita lokal dan dongeng dari negeri seberang. Suasana cerita cukup mendukung dengan panorama Sulawesi Utara yang eksotik begitu pula dengan di Jepang.     

Alur cerita tidak selalu berjalan rumit kadang cair dan menampakkan rasa humor. Percakapan pun tidak melulu dengan ungkapan bait yang terlampau tinggi namun juga masih menyisakan sesuatu yang biasa bahkan terkesan gombal. Kapan pun kisah cinta akan terus diuji di antara perbedaan yang ada serta halangan yang kerap menyertainya. Hubungan bisa saja terus bertahan atau justru akan bubar dengan rangkaian ujian itu. Maka Hujan Bulan Juni --dengan isi puisinya- mengajarkan bahwa perlu menyikapinya dengan penuh ketabahan, kearifan, dan kebijakan.

Saya bukanlah penikmat puisi terutama yang tergolang berat seperti karya Sapardi ini karena perlu perenungan khusus. Dengan menonton film ini setidaknya bisa membantu memahami karya sang maestro ini. Beberapa bait puisinya memang perlu dinikmati dengan tempo lambat, terkecuali yang berjudul "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana" yang sudah sering didendangkan bahkan hapal di luar kepala. Tidak dipungkiri bahwa puisi perlu juga diberi penunjang (audio, video) sehingga mudah dan enak dinikmati.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun