Setiap orang pasti pernah merasakan stres. Stres merupakan kondisi psikologis dan fisiologis yang dialami individu ketika menghadapi tekanan atau tuntutan tertentu. Pada remaja, stres sering muncul akibat beban akademik, masalah keluarga, maupun hubungan sosial. Namun, tahukah Anda bahwa stres tidak selalu buruk? Stres bisa menjadi pemicu semangat, tetapi juga bisa berubah menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik. Di sinilah pentingnya memahami manajemen stres.
Apa itu stres? Stres adalah respon alami tubuh (fisik dan psikologis) terhadap sumber stres atau biasanya disebut stressor. Respon tubuh ini terjadi atas situasi atau keadaan yang dianggap menimbulkan ketidakpastian, ancaman, atau kurangnya kendali diri.
 Stres positif (eustress): justru mendorong kita untuk berprestasi, seperti semangat belajar menjelang ujian.
- Memungkinkan untuk merespon untuk menyelesaikan masalah.
- Dibutuhkan untuk memberi motivasi dan memastikan keselamatan.
- Energi terfokus
 Stres negatif (distress): membuat kita cemas, mudah marah, kehilangan motivasi, bahkan sakit secara fisik.
- Melebihi sumber daya untuk mengatasinya dan membuat seseorang: merasa kewalahan, tidak mampu memenuhi ekspektasu diri sendiri maupun orang lain/lingkungan dan merasa tidak seimbang atau goyang..
"Stres cenderung bersifat sementara dan dapat dikelola"
Penyebab Stres
Stres bisa datang dari berbagai arah, di antaranya:
- Diri sendiri: tuntutan prestasi, krisis identitas, atau rasa tidak percaya diri.
- Sekolah/pekerjaan: tugas menumpuk, ujian, deadline, atau konflik dengan teman.
- Keluarga: aturan yang terlalu ketat, masalah ekonomi, atau perselisihan.
- Lingkungan sosial: pergaulan yang tidak sehat, bullying, hingga pengaruh media sosial.
Gejala Stres
Stres dapat dikenali melalui gejala berikut:
- Fisik: sakit kepala, susah tidur, cepat lelah.
- Emosional: mudah marah, cemas, gelisah.
- Kognitif: sulit konsentrasi, cepat lupa, berpikir negatif.
- Perilaku: menarik diri, makan berlebihan atau sebaliknya tidak nafsu makan.
Strategi Manajemen Stres
Mengelola stres bukan berarti menghilangkannya sama sekali, melainkan mengendalikannya agar tidak mengganggu kehidupan. Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan:
Kelola Pikiran (Kognitif)
Belajar berpikir positif.
Membuat jadwal atau prioritas tugas.
Fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan.
1. Kelola Perasaan (Emosional)
- Ceritakan masalah kepada orang yang dipercaya.
- Menulis jurnal sebagai media ekspresi.
- Melatih relaksasi, doa, atau meditasi.
2. Kelola Tubuh (Fisik)
- Olahraga secara teratur.
- Tidur yang cukup dan pola makan sehat.
- Latihan pernapasan dalam.
3. Kelola Hubungan (Sosial)
- Bersosialisasi dengan teman atau keluarga.
- Ikut kegiatan positif yang menyenangkan.
- Berkonsultasi dengan guru BK atau konselor jika stres terlalu berat.
Stres merupakan hal yang wajar dialami remaja, tetapi jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif. Manajemen stres membantu remaja menjaga keseimbangan antara pikiran, emosi, fisik, dan hubungan sosial. Dengan keterampilan ini, remaja dapat lebih resilien dalam menghadapi tantangan hidup dan mengubah stres menjadi motivasi untuk berprestasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI