Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lalat dan Bunga

12 Juli 2020   12:15 Diperbarui: 12 Juli 2020   12:34 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti nyanyian asmara yang susah dimengerti. 

Tak memandang lagi rupa maupun usia. 

Dan tak selamanya kupu-kupu harus nempel dengan bunga. 

Tapi lalat pun punya rasa hati lain. 

Ada kalanya lalat merayu bunga, setelah bosan hinggap di tong-tong sampah. 

Menikmati manisnya sari bunga, meski tak seirama. 

Kadang memuntahkan perasaan.

Berhambur ditengah cucuran keringat siang hari. 

Dan terbakar panasnya matahari. 

Lalu kita tutup mata. 

Membayangkan begitu rapuhnya arti sejatinya cinta

Yang selalu kalah melawan, keangkuhan dan kesombongan diri.

Sungailiat Bangka 12 juli 2020

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun