Seperti nyanyian asmara yang susah dimengerti.Â
Tak memandang lagi rupa maupun usia.Â
Dan tak selamanya kupu-kupu harus nempel dengan bunga.Â
Tapi lalat pun punya rasa hati lain.Â
Ada kalanya lalat merayu bunga, setelah bosan hinggap di tong-tong sampah.Â
Menikmati manisnya sari bunga, meski tak seirama.Â
Kadang memuntahkan perasaan.
Berhambur ditengah cucuran keringat siang hari.Â
Dan terbakar panasnya matahari.Â
Lalu kita tutup mata.Â
Membayangkan begitu rapuhnya arti sejatinya cinta
Yang selalu kalah melawan, keangkuhan dan kesombongan diri.
Sungailiat Bangka 12 juli 2020
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!