Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menunggu Malam Tersenyum Manja

16 September 2018   19:54 Diperbarui: 16 September 2018   20:18 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Biarkan malam bergerak sendirian mengitari kehidupan.

Jangan diganggu, apalagi disentuh.

Meski hati gatal tak ketulungan.

Dan pikiran terus mengusik, bertanya tentang bulan kasmaran yang kelabakan.

Tapi malu menampakkan diri, sembunyi diantara puisi malam ini.

Yang menuturkan tentang dewi Arimbi, Srikandi, yang selalu kegerahaan menahan patah hati.

Hanya lirih menembangkan lagu lama asmaradana, membungkam sepinya malam.

Sementara diawal malam, tertanggal lembaran-lembaran kisah nyangkut diranting-ranting kerangka mimpi yang dibangun sepenuh hati.

Sepertinya tak perlu lagi menanyakan tentang datangnya cinta. Karena tak ada yang tahu kapan rindu membeku.

Kita hanya sering bertatapan, lewat angan-angan maya. Lalu membagi cerita tentang ruwetnya membongkar satu-satu perjalanan lama.

Sungguh lelah menunggu malam tersenyum manja.

Sungailiat, Bangka 16 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun