Biarkan malam bergerak sendirian mengitari kehidupan.
Jangan diganggu, apalagi disentuh.
Meski hati gatal tak ketulungan.
Dan pikiran terus mengusik, bertanya tentang bulan kasmaran yang kelabakan.
Tapi malu menampakkan diri, sembunyi diantara puisi malam ini.
Yang menuturkan tentang dewi Arimbi, Srikandi, yang selalu kegerahaan menahan patah hati.
Hanya lirih menembangkan lagu lama asmaradana, membungkam sepinya malam.
Sementara diawal malam, tertanggal lembaran-lembaran kisah nyangkut diranting-ranting kerangka mimpi yang dibangun sepenuh hati.
Sepertinya tak perlu lagi menanyakan tentang datangnya cinta. Karena tak ada yang tahu kapan rindu membeku.
Kita hanya sering bertatapan, lewat angan-angan maya. Lalu membagi cerita tentang ruwetnya membongkar satu-satu perjalanan lama.
Sungguh lelah menunggu malam tersenyum manja.
Sungailiat, Bangka 16 September 2018