Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Turis Asing Berulah? Perketat Izin Masuk!

12 Maret 2024   23:35 Diperbarui: 13 Maret 2024   05:00 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi turis asing di Bali (Foto : asset.kompas.com)

Turis Asing Berkualitas bisa jadi resep untuk mengurangi perilaku negatif turis asing dan mempertahankan kepercayaan turis internasional. 

Pentingnya membuktikan turis asing berkualitas tak hanya terletak pada peningkatan kualitas layanan dan produk, tetapi juga pada peningkatan perilaku bertanggung jawab dari turis.

Perilaku negatif turis asing, seperti melanggar adat lokal, melanggar hukum, dan bahkan melakukan aktivitas yang bikin rugi ekonomi lokal, telah menjadi isu serius di Bali. 

Kasus-kasus seperti ini bukan hanya merusak reputasi destinasi pariwisata, tapi juga mengurangi kepercayaan turis asing terhadap kualitas dan keamanan di Bali.

Nah, untuk mengatasi perilaku buruk ini, perlu penerapan turis asing berkualitas yang mencakup pengamatan dan penegakan aturan yang ketat. 


Salah satu bentuk dari turis asing berkualitas adalah "responsible traveller", yaitu turis yang bertanggung jawab dalam mematuhi semua aturan, tata tertib, kearifan lokal, dan peraturan pemerintah tempat mereka berkunjung, melansir dari voaindonesia.com (17/04/2023).

Pemerintah punya peran dalam menjaga turis asing berkualitas dengan menyusun dan menerapkan peraturan yang jelas dan ketat.

Misalnya, pemerintah Bali telah melakukan deportasi terhadap turis asing yang melanggar hukum, termasuk melawan polisi, tidak menghormati adat Bali, dan bekerja atau membuka usaha tanpa izin.

Sosialisasi aturan yang jelas dan informatif kepada para turis asing sejak mereka belum datang ke Bali juga penting untuk meminimalkan datangnya wisatawan yang berperilaku buruk. 

Dengan demikian, kepercayaan wisatawan internasional terhadap Bali akan meningkat, terutama dari turis asing yang memiliki track record baik.

Kebijakan pariwisata yang ketat, seperti visa on arrival, punya tujuan baik untuk menggenjot kunjungan pasca pandemi. Kendati, dampaknya kini dirasakan Bali sendiri, karena kebijakan tersebut kadang-kadang tidak memadai dalam menangani perilaku buruk turis asing.

Kebijakan Visa dan Sistem Skrining

Analisis kebijakan visa on arrival dan sistem skrining menjadi penting dalam memastikan bahwa turis asing yang datang punya tujuan wisata yang sah dan berkualitas. 

Kebijakan ini tak hanya bertujuan untuk mengendalikan jumlah turis yang masuk, pasalnya juga untuk memastikan bahwa mereka memiliki niat yang benar dan berkontribusi positif terhadap destinasi.

Visa on arrival yakni kebijakan yang memungkinkan turis asing untuk mendapatkan visa di kantor imigrasi di bandara saat turis tiba di negara tujuan. Kebijakan ini punya beberapa keuntungan, seperti memudahkan proses masuk dan mempercepat proses perjalanan wisatawan. 

Walaupun, visa on arrival juga perlu sistem skrining yang kuat untuk memastikan bahwa turis yang mendapatkan visa memiliki tujuan wisata yang sah dan berkualitas.

Sistem skrining adalah proses evaluasi yang dilakukan oleh petugas imigrasi untuk memastikan bahwa turis yang mendapatkan visa on arrival memiliki tujuan wisata yang sah dan berkualitas. Sistem ini melibatkan pengisian formulir, pemeriksaan dokumen, dan pengamatan perilaku turis asing. 

Jadi, tujuan dari sistem skrining ini untuk mencegah masuk wisatawan yang tidak sah, seperti pekerja migran, pekerja ilegal, atau turis yang memiliki tujuan yang merugikan negara yang dikunjungi.

Analisis kebijakan visa on arrival dan sistem skrining menunjukkan bahwa kedua elemen ini saling terkait dan saling mempengaruhi. Kebijakan visa on arrival yang efektif memerlukan sistem skrining yang kuat dan efektif untuk memastikan bahwa hanya turis yang memiliki tujuan wisata yang sah dan berkualitas yang diberikan visa. 

Sebaliknya, sistem skrining yang efektif memerlukan kebijakan visa on arrival yang jelas dan konsisten untuk memastikan bahwa proses evaluasi dilakukan dengan cara yang adil dan efisien, mengutip dari (Massie, 2009).

Dampak dari kebijakan visa on arrival dan sistem skrining dapat beragam, tergantung pada bagaimana kebijakan tersebut difungsikan dan dikelola. Kebijakan yang baik bisa meningkatkan kepercayaan turis asing terhadap negara tujuan, meningkatkan kualitas layanan imigrasi, dan memperkuat posisi negara tujuan sebagai destinasi wisata yang berkualitas. 

Namun, kebijakan yang buruk dapat mengurangi kepercayaan turis, menimbulkan ketidakpuasan, dan bahkan menimbulkan masalah hukum dan kesetaraan.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Perilaku buruk turis asing dapat mempengaruhi ekonomi dan sosial destinasi pariwisata. Dari sudut pandang manusia, perlu untuk melihat bagaimana perilaku buruk ini dapat merusak reputasi destinasi, menimbulkan keresahan sosial, dan bahkan mengurangi kualitas hidup bagi penduduk lokal. 

Sebaliknya, diperketatnya izin masuk dapat membantu mengurangi dampak buruk tersebut dengan memastikan bahwa hanya turis asing berkualitas yang memiliki tujuan wisata yang sah dan berkualitas yang diberikan akses ke destinasi.

Kasus-kasus seperti di Pelabuhan Akaroa dan Guinness World--Hyams Beach menunjukkan bagaimana pertumbuhan pariwisata yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan dampak negatif pada lingkungan dan sosial. 

Di Pelabuhan Akaroa, pertentangan antara pemilik bisnis yang bergantung pada turis asing dengan penduduk lokal yang merasakan dampak negatif dari polusi udara, kebisingan, dan kemacetan menjadi isu serius. 

Sementara itu, di Guinness World--Hyams Beach, ketidakpuasan turis terhadap kondisi pantai yang padat dan tercemar menyebabkan pantai menolak ribuan pengunjung potensial.

Pertumbuhan pariwisata yang tidak berkelanjutan, seperti yang terjadi di Selandia Baru, menunjukkan bagaimana kedatangan turis internasional yang besar dapat menyumbang kontribusi ekonomi, tapi juga menimbulkan tekanan pada infrastruktur publik dan dampak pembuangan limbah dari turis yang berkemah secara bebas. 

Jelasnya, menunjukkan bahwa meskipun pariwisata dapat memberikan manfaat ekonomi, dampak negatifnya dapat menjadi sangat besar jika tidak dikelola dengan baik.

Dampak sosial dari perilaku buruk turis asing juga menjadi isu serius. Misalnya, di Selandia Baru, 39% warga menyatakan keprihatinan atas dampak negatif dari peningkatan pengunjung internasional. 

Tekanan terhadap tujuan wisata sangat kuat, menunjukkan bagaimana perilaku buruk dari wisatawan dapat merusak kualitas hidup bagi penduduk lokal, dari sumber theconversation.com (26/02/2019) .

Untuk mengurangi dampak buruk ini, perketatan izin masuk menjadi solusi yang penting. Dengan memastikan bahwa hanya turis asing berkualitas yang memiliki tujuan wisata yang sah dan berkualitas yang diberikan akses ke destinasi, kita semua dapat mengurangi dampak negatif dari perilaku turis asing. 

Pastinya tak hanya membantu dalam menjaga kualitas hidup bagi penduduk lokal, tetapi juga dalam menjaga reputasi destinasi pariwisata sebagai tempat yang aman dan menyenangkan untuk wisatawan.

Studi Kasus

Studi kasus tentang deportasi turis asing yang melanggar hukum atau adat lokal menunjukkan bagaimana perilaku negatif dapat mempengaruhi persepsi turis asing terhadap destinasi tersebut. 

Dari memahami beberapa kasus tersebut, kita bisa melihat bagaimana tindakan tegas dari pemerintah dan komunitas lokal dapat membantu dalam menjaga reputasi destinasi pariwisata.

Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah deportasi Luiza Kosykh, seorang warga negara Rusia, oleh pemerintah Indonesia. Luiza ditemukan berfoto tanpa busana di pohon suci berusia 700 tahun di Pura Babakan, Tabanan, yang tersebar luas di media sosial. 

Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, Anggiat Napitupulu, menegaskan bahwa Bali tidak menolak turis asing selama mereka menghormati adat istiadat dan norma yang ada di Bali. Tindakan tegas ini semoga jadi pelajaran bagi turis yang datang ke Bali.

Kasus seperti ini tidak hanya mempengaruhi persepsi lokal mengenai turis asing, tetapi juga mempengaruhi persepsi turis asing terhadap destinasi tersebut. Ketidakpuasan atas perilaku negatif dari sejumlah turis asing bisa menyebabkan dampak buruk pada reputasi destinasi pariwisata. 

Sebagai contoh, kebijakan yang kurang tepat dalam menarik wisatawan dapat menghadirkan berbagai dampak, termasuk menurunkan kualitas layanan dan produk pariwisata.

Pariwisata berkualitas, yang mencakup perilaku bertanggung jawab dari turis, menjadi solusi untuk mengurangi perilaku negatif dan mempertahankan kepercayaan wisatawan internasional. 

Pakar strategi pariwisata, Taufan Rahmadi, menekankan pentingnya "responsible traveller", yaitu wisatawan yang bertanggung jawab dalam mematuhi semua aturan, tata tertib, kearifan lokal, dan peraturan pemerintah tempat mereka berkunjung, dari lansiran voaindonesia.com (17/04/2023) .

Untuk mengurangi perilaku negatif dan mempertahankan reputasi destinasi pariwisata, maka perlu kebijakan yang ketat dan sosialisasi yang tepat sasaran. Anggiat Napitupulu, kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, meminta pemerintah daerah membuat buku pedoman tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan turis di Bali. 

Hal ini membuktikan pentingnya pendidikan dan sosialisasi untuk memastikan bahwa turis memahami dan menghormati adat dan norma lokal.

Menarik Turis Asing Berkualitas

Untuk menarik lebih banyak turis asing berkualitas yang berkontribusi positif terhadap destinasi pariwisata, strategi pemasaran dan promosi yang lebih fokus pada turis asing berkualitas menjadi prioritas. 

Pahamnya kebutuhan dan pilihan turis asing, destinasi pariwisata dapat menyesuaikan pendekatan pengunjung untuk menarik turis yang tidak hanya berkontribusi ekonomi, tetapi juga mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup bagi penduduk lokal.

Pengembangan produk pariwisata yang mencakup pengalaman unik, berkelanjutan, dan berkesan sosial adalah cara pertama dalam menarik turis asing berkualitas. 

Melibatkan pengembangan program yang mempromosikan kearifan lokal, inovasi dalam pengalaman wisata, dan inisiatif yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif pariwisata. 

Contohnya, program-program yang mempromosikan penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang berkelanjutan, dan pendidikan lingkungan untuk turis.

Pemasaran digital dan media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk menjangkau dan menarik turis asing berkualitas. Dengan memanfaatkan platform-platform ini, destinasi pariwisata dapat menampilkan keunikan dan kekhasannya, serta menyediakan informasi yang mendalam tentang pengalaman yang ditawarkan. 

Ini termasuk penggunaan hashtag khusus, kolaborasi dengan influencer, dan kampanye yang berfokus pada nilai-nilai berkelanjutan dan kearifan lokal.

Partnership dengan destinasi pariwisata lokal dapat membantu dalam menarik turis asing berkualitas dengan menawarkan pengalaman yang unik dan orisinil. 

Melibatkan kerjasama dalam pengembangan program, pengelolaan sumber daya, dan peningkatan kualitas layanan. Partnership tersebut tak hanya meningkatkan kualitas pengalaman wisata, tapi juga memperkuat jejaring antara turis dan komunitas lokal.

Pendidikan dan pelatihan untuk turis tentang bagaimana berkontribusi positif terhadap destinasi pariwisata adalah strategi penting dalam menarik turis asing berkualitas. Melibatkan penyediaan informasi tentang adat dan norma lokal, penggunaan energi terbarukan, dan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. 

Dengan paham dan menghormati kearifan lokal, turis dapat menyumbang secara langsung dalam menjaga kualitas dan keberlanjutan destinasi pariwisata.

Strategi pemasaran dan promosi yang lebih fokus pada turis asing berkualitas dapat menarik lebih banyak turis yang tak hanya berkontribusi ekonomi, tetapi juga mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup bagi penduduk lokal. 

Dari pemanfaatan pengembangan produk pariwisata berkualitas, pemasaran digital, media sosial, partnership dengan destinasi lokal, dan pendidikan untuk turis, destinasi pariwisata dapat menarik dan mempertahankan turis asing berkualitas yang berkontribusi positif terhadap destinasi pariwisata. (*)

Heru Wahyudi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun