Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Iklan TikTok COD yang Bikin Resah, Korbannya Anak-Anak

25 Maret 2023   11:28 Diperbarui: 26 Maret 2023   11:15 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi paket online, menerima barang COD. (sumber: Freepik/Freepik via kompas.com)  

Tahapan belanja sepertinya menghipnotis pembeli. Seperti  ada ajakan setan menuju sorga. Ini yang membuat pembeli terbius dan bahkan lalai hingga membabi-buta berbelanja tanpa batas. 

Contoh barang yang dibeli lewat platform media Online COD. Dok.Pribadi
Contoh barang yang dibeli lewat platform media Online COD. Dok.Pribadi

2. Iklan COD sangat menjerumuskan seseorang untuk secepat memutuskan  pembelian didasari hal tidak rasional.Iklan di desain untuk meracuni dan menghipnotis pembeli.  

Diskon Tik tok dan free ongkirnya. Begitu menarik narasi dan gambar yang diberikan oleh iklan hingga pembeli tidak rasional dan akhirnya terbujuk rayuan iklan.  

Keputusan pembelian semakin tidak rasional dan barang yang dibelinya bukan didasari oleh kebutuhan dasar tetapi oleh bujukan racun iklan .

3. Tiktok yang memperdagangkan barang atau produk tidak memaki filter bagi para pembeli.Akibatnya anak saya yang masih duduk di kelas  3 SD menjadi korban nya. Ikan tiktok harusnya menyertakan syarat pembeli minimal umur dewasa. 

Sedangkan anak saya baru berumur 10 tahun. Harusnya menyerahkan identitas KTP, menyebutkan Nomor NIK. Jika sudah ada KTP artinya pembeli tersebut dipastikan sudah dewasa  

Begitu brutalnya mereka berjualan sehingga mengorbankan hak -hak konsumen. Tidak berfikir apa yang dijual dan diiklankan tersebut merusak otak secara permanen terhadap anak atau  segmen pasar lainnya. 

Mereka hanya berfikir barang dagangan laku tidak banyak berfikir apa yang mereka perdagangan dengan berbagai cara menjadi wujud keruguian bagi individu atau keluarga. 

4. Nilai transaksi via tiktok juga tidak dibatasi artinya meloloskan semua pembeli untuk secara leluasa dan bebas melakukan transaksi dengan nominal tak terbatas. 

Anak saya tergolong besar untuk  belanja COD-Nya. Nilainya sekitar ratusan ribu setiap transaksi. Barang tersebut tidak sesuai dengan barang dan harga yang dibeli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun