Jangan pula remehkan ide dan suara hati yang memaksa atau mengingatkan kita untuk tidak abai pada perbuatan baik, termasuk lewat tulisan. Meski hanya sedikit yang membaca dan memahami maksudnya, itu sudah jauh lebih baik, daripada ide disimpan bahkan dibuang, tidak menjadi apa pun, tidak menjadi pemotivasi untuk hidup lebih bermakna.
Bahagia Setelah Menuliskannya
Merasa dipaksa menulis oleh suara hati, tidak mengabaikannya, serta mewujudkannya dalam tulisan sederhana. Selesai. Hasilnya? Saya bahagia. Saya bisa melepaskan diri dari kegelisahan karena ada pertentangan batin antara menulis atau langsung tidur setelah nonton bola. Setidaknya saya bisa berbuat, bisa memilih untuk menulis, meski saya pun tidak tahu apakah tulisan ini bermutu atau tidak.
Tujuannya, merilekskan diri lalu menemukan ketenangan batin karena ide atau inspirasi sudah tersampaikan. Itulah bahagia. Setidaknya sebagai penulis, itulah kebahagiaan awal karena mampu menyelesaikan tulisan dengan baik. Hasilnya? Ah, sudahlah, itu sudah tidak penting lagi dibicarakan.
Selama niatnya baik, menginspirasi, menulislah! Jika pun ada salah-salah dikit bisa diperbaiki dengan menulis lagi. Menulis, menulis, menulis. Begitu seterusnya. Asah pikiran, asah hati, asah mental, terus berkarya untuk sesama.
Dan perlu kita ingat juga, sering kali sulit membedakan antara lelah atau malas dalam menulis. Oke, selamat berkarya, selamat menulis, selamat menikmati hidup lewat hobi yang menghibur dan mencerahkan.