Alhamdulillah, meskipun badan tidak terlalu gemuk, tetapi saya termasuk lansia yang dijauhi berbagai penyakit. Kalaupun terasa tidak enak badan, paling perut terasa agak kembung atau kaku-kemungkinan asam lambung naik. Â
Apakah kondisi itu menjadi penghalang melakukan ibadah puasa?  Tentu saja tidak, buktinya tahun lalu saya dapat menjalankan puasa  dengan penuh tanpa bolong sama sekali.
Dalam menjalankan ibadah puasa, sebagai lansia jangan asal sat-set saat sahur maupun berbuka puasa, perlu mempertimbangkan porsi makan secukupnya-jangan sampai terlalu kenyang. Ini dilakukan dalam konteks menjaga kadar gula darah agar tetap stabil.Â
Cara yang dilakukan dengan menghindari makanan-makanan  tinggi gula dan lemak: menghindari kue kering, cokelat, donat, es krim, dan fast food.
Untuk meminimalisir asam lambung agar tidak bermasalah, maka saya upayakan menghindari makanan pedas, bercuka, berlemak, di samping menjaga pikiran agar tidak stres. Buah-buahan serta sayuran pun sebaiknya dipilih dengan kadar asam rendah, seperti pisang, melon, brokoli, kentang, dan wortel.
Buah kurma dan madu, selalu saya konsumsi saat berbuka puasa karena madu memiliki sifat antimikroba, dapat meredakan  gejala asam lambung. Sementara buah kurma memiliki serat yang baik bagi pencernaan.
Pastikan saat sahur dan berbuka puasa minum air dalam jumlah yang cukup untuk menjaga hidrasi. Jangan lupa mengawali meneguk air hangat saat berbuka puasa agar membantu menghidrasi tubuh secara efektif setelah berpuasa seharian.Â
Di samping itu membantu meredakan rasa haus dengan lebih cepat dibandingkan air dingin. Air hangat juga membantu memulihkan cairan tubuh dan mempercepat proses pencernaan.
Biasanya selepas subuhan, bersama Ibu Negara Omah Ampiran melakukan jalan pagi mengelilingi desa sejauh kurang lebih tiga kilometer. Setidaknya olah raga ringan ini membantu menjaga kebugaran fisik dan kesehatan.
Sebagai lansia, usahakan tetap istirahat  cukup, termasuk tidur  berkualitas di malam  hari. Jika di siang hari badan terasa capek, jangan ragu mengurangi intensitas aktivitas fisik  dan beristirahat agar  stamina tetap terjaga.
Hal yang perlu selalu diingat bahwa setiap orang unik, sehingga diperlukan penyesuaian-penyesuaian  spesifik agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik.Â
Jika merasakan kesehatan terganggu dalam menjalankan puasa, tidak ada salahnya berkonsultasi kepada dokter, bisa berbagi pengalaman melalui tagar Puasa Lansia x Dokter Meldy.
Sesungguhnya faktor kesehatan lansia juga memerlukan dukungan keluarga yang sangat membantu dalam menjalankan ibadah puasa dengan aman dan nyaman.Â
Suasana puasa kini menjadi berbeda dibandingkan saat  empat orang anak masih berkumpul serumah.  Ketika berbuka puasa situasi menjadi ramai dengan berbagai cerita dan menu kesukaan mereka masing-masing. Meja makan dipenuhi berbagai macam makanan dan minuman.Â
Begitu lansia, satu per satu anak-anak meninggalkan rumah karena bekerja di luar kota, rumah menjadi sepi dan suasana sahur maupun berbuka puasa menjadi ampang. Tidak ada lagi cerita dan aneka hidangan.
Kini puasa serasa sunyi sepi, hanya memindahkan jam waktu makan, menjadi selepas magrib dan sebelum waktu imsakiah tiba, tanpa kehadiran anak-anak.