Mohon tunggu...
Herry Liston Hutapea
Herry Liston Hutapea Mohon Tunggu... lainnya -

Saya Biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritik "Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam" yang di Tulis Ulil Abshar Abdalla - I

6 Januari 2013   14:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:26 2347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah tulisan lama dari Ulil Abshar Abdalla, di Koran KOMPAS sekira Senin, 18-11-2002. yang berjumlah 4 Halaman. Dalam tulisannya yang "Hebat" itu dia berkata : " Saya meletakkan Islam pertama-tama sebagai sebuah "organisme" yang hidup (1); sebuah agama yang berkembang sesuai dengan denyut nadi perkembangan manusia. Islam bukan sebuah monumen mati yang dipahat pada abad ke-7 Masehi, lalu dianggap sebagai "patung" indah yang tak boleh disentuh tangan sejarah (2)." ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- (1) Saya Katakan : Disini Ulil memberi Islam sebutan sebuah Organisme dengan tanda petik ya sudah tentu tanda petik itu menandakan bahwa organisme yang di meksudkan oleh Ulil hanya kiasan, Namun tidak ada salahnya jika kita membahas dulu apa itu organisme dalam artian sebenarnya. Dalam istilah Biologi " organisme (bahasa Yunani: organon yang berarti alat) adalah kumpulan molekul-molekul yang saling memengaruhi sedemikian sehingga berfungsi secara stabil dan memiliki sifat hidup." Dengan kata lain, disini Ulil ingin mengatakan bahwa Islam adalah kumpulan yang saling mempengaruhi, atau hanyalah suatu bagian dari kebudayaan dari masyarakat. Kalau benar seperti itu maka Islam ( Agama ) tidak ubahnya seperti "Demonkrat" yang merupakan suatu kesatuan dalam naungan sebuah nama. (2) Saya Katakan : Justru Islamlah yang menyentuh sejarah itu, sebagaimana jika saya menyentuh pipi saudara, maka saudara tersentuh oleh saya. Islam tentu ada dalam bagian sejarah, dan beda dengan suatu kebudayaan yang mana kebudayaan boleh tersentuh oleh tangan sejarah namun Islam (Agama) tidak, justru Islamlah yang harus menyentuh sejarah. Sebagaimana ada orang sakit dan hanya saudara yang bisa membantu kesembuhannya maka saudaralah yang mengobatinya, bukan orang gila itu yang mengobati kewarasan saudara hingga saudara menjadi gila. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Saya melihat, kecenderungan untuk "me-monumen-kan (3)" Islam amat menonjol saat ini. Sudah saatnya suara lantang dikemukakan untuk menandingi kecenderungan ini (4). -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- (3) Saya katakan : Agar jelas, mungkin "me-monumen-kan" yang dimaksud saudara Ulil adalah menjadikan Islam sebagai suatu pondasi, dan suatu bangunan pemerintahan lengkap dengan peraturan-peraturan syari'atnya. (4) Saya Katakan : Suara lantang untuk menandingi yang saudara Ulil maksud jelas bermakna Penentangan. Mengapa saudara menentang suatu konsep yang menurut saudara tidak sesuai dan saudara memaksakan konsep saudara yang sangat-sangat tidak sesuai. Jika Menurut saudara Islam ( tidak Liberal) yang menurut saudara cenderung memaksakan pemahamannya, lalu apa beda dengan saudara yang memaksakan konsep pemikiran saudara. Bersambung....

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun