Mohon tunggu...
Herry Dim
Herry Dim Mohon Tunggu... Seniman - Pekerja seni, penulis seni/kebudayaan, dan lingkungan hidup

Pekerja seni, lukis, drama, tata panggung teater, menciptakan wayang motekar. Pernah menulis di berbagai media serta berupa buku, aktif juga dalam gerakan-gerakan lingkungan hidup dan pertanian. Kini menjadi bagian dari organisasi Odesa Indonesia, dan sedang belajar lagi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesantren Al Mizan yang Fenomenal

27 Januari 2023   11:22 Diperbarui: 27 Januari 2023   12:19 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penting pula kita perhatikan diksi dari kalimat "sekiranya hari kiamat hendak terjadi," itu menandaskan betapa pentingnya menanam pohon, seyogianya menjadi pekerjaan sepanjang waktu yang bahkan menjelang kiamat pun tetap dianjurkan untuk menanam. Betapa Rasulullah SAW itu memuliakan tanaman. Kemudian dan masih tentang keutamaan menanam pohon, Nabi SAW bersabda: "Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat." (HR. Muslim).

Dua hadist itu saja telah menunjukan bahwa menanam pohon seyogianya telah otomatis menjadi bagian jalan hidup muslimin-muslimat. Di satu sisi adalah azas manfaat bagi kesemestaan antar-manusia hingga kesemestaan alam. Di sisi lainnya berkenaan dengan pesan profetik yang berarti spiritual, berhubungan langsung dengan pesan kenabian yang sudah menjadi keharusan untuk dilakoni.***

Glosarium

Efek gas rumah kaca atau GHE (Green House Effect) terbentuk karena adanya gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi yang seyogianya berjalan alamiah, normal, atau seimbang sehingga menghasilkan suhu yang nyaman dan layak huni bagi kehidupan. Kelayakan tersebut karena seimbangnya siklus air, ketersediaan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), Nitrous Oxide (N2O), Methana (CH4), Ozon (O3), CFC (Cloro Flour Carbon), dan HFC pada atmosfer bumi. 

Jika gas-gas rumah kaca tersebut berlebih niscaya menyebabkan suhu bumi yang terus meningkat. Sebaliknya jika tidak ada atau berkurangnya gas-gas penentu efek rumah kaca, maka menyebabkan suhu menjadi dingin. Prinsip dan fungsi dasar efek rumah kaca di atmosfer bumi itu untuk menyerap radiasi sinar matahari yang sesuai dengan kebutuhan kehidupan.

Pemanasan global (global warming) adalah istilah yang sering bertukaran dengan istilah perubahan iklim atau krisis iklim, yaitu proses meningkatnya suhu rata-rata udara, atmosfer, laut, dan daratan bumi. Penyebab utama pemanasan iklim adalah tercemarnya gas rumah kaca terutama oleh karbon dioksida (CO2) dan metana. Timbulnya dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, bensin, dan solar. Pun karena faktor praktik pertanian tertentu, proses industri, dan penggundulan hutan.

Kerusakan lapisan ozon atau penipisan ozon adalah dua fenomena yang saling terkait berupa (a) penurunan jumlah ozon di stratosfer bumi (lapisan ozon), dan (b) penurunan ozon stratosferik dan troposferik dalam jumlah yang sangat besar di sekitar kutub bumi pada musim semi.

Penipisan ozon dan lubang ozon meningkatkan risiko kanker kulit, katarak, kerusakan tumbuhan dan berkurangnya populasi hewan. Itu karena kian melemahnya daya lapisan ozon sehingga takkuat lagi mencegah datangnya sinar ultraviolet (UV) pada panjang gelombang UVB di muka bumi.

Kerusakan fungsi hutan adalah berkurangnya luasan areal hutan karena penggundulan dan alih fungsi lahan hutan yang dikenal juga dengan istilah deforestasi. Dampaknya yang mudah dikenali antara lain berupa bencana banjir, tanah longsor, puting beliung, serta musim penghujan dan kemarau yang tidak stabil. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), hampir 7,3 juta hektar hutan di seluruh dunia hilang setiap tahunnya. Data dari Global Forest Watch dengan pencitraan satelit pada tahun 2020 lalu menunjukkan hutan tropis global kehilangan 12,2 juta hektar tutupan pohon.

*) Butir inti tulisan ini disampaikan secara lisan sebagai "pidato kebudayaan" pada saresehan "Pesantren Hijau Al Mizan Wanajaya," 16 Desember 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun