Mohon tunggu...
Herry Anugrah Arapenta Ginting
Herry Anugrah Arapenta Ginting Mohon Tunggu... Pelaut - Mantap

PANCASILA : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film "The Martian" (2015)

12 Juli 2019   12:30 Diperbarui: 12 Juli 2019   12:36 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Buat kalian yang bingung mau nonton film apa, ini dia tentang perjalanan keplanet Mars yang sangat dramatis. The Martian salah satu film yang ditayangkan secara perdana di Festival Film Internasional Toronto pada tanggal 11 September 2015 dan dirilis di Amerika Serikat pada tanggal 2 Oktober 2015

Di awal cerita langsung menunjukkan konflik yang menegangkan. Kondisi mars yang tidak bersahabat waktu itu membuat komandan Melissa Lewis harus mengambil keputusan dengan bijak. Akan tetapi disisi lain salah satu tim mereka berada dibawah yang terkena puing puing akibat dari badai yang terjadi. komandan Melissa Lewis memutuskan untuk meninggalkan Mark Watney karena mengira telah meninggal akibat insiden badai tersebut dan dorongan dari pilot yang mengatakan kondisi kemiringan pesawat pada saat itu sudah mendekati garis tidak aman sehingga harus dengan segera lepas landas dan meninggalkan Mark Watney.

Akan tetapi diluar dugaan bahwa Mark Watney masih hidup selamat dari musibah badai tersebut dan mengalami luka tusukan dibagian perutnya akibat besi antena yang mengenainya pada saat badai terjadi. Kondisi dimana alat komunikasi semua rusak dan hanya sendirian di sebuah planet yang tidak memiliki banyak oksigen dan air membuat Mark Watney hampir putus asa. Akan tetapi Mark Watney yang punya latar belakang ahli botani dan memanfaatkan nya sehingga  Mark Watney berhasil menjadi manusia pertama di Mars bercocok tanam.

Satu satunya cara untuk kembali ke Bumi hanya melalui penjemputan lewat Ares IV yang masih lama yang pada akhirnya Mark Watney berhasil melakukan kontak komunikasi dengan Nasa dan mengabari mereka bahwa Mark Watney masih hidup dan untuk segera melakukan penjemputan dirinya ke Mars. Dengan pertimbangan yang sangat rumit dan akhirnya Nasa menerima bantuan dari Negara lain yang turut prihatin terhadap salah satu tim Nasa yang terjebak di Mars. Akhirnya Penjemputan Mark Watney dilakukan dengan timnya yang dulu ikut dalam penjemputan salah satu dari tim mereka yang mereka piker telah tiada.

Tidak semulus rencana yang dibuat bahwa Tim Nasa mengalami kesulitan dalam penjemputan Mark Watney yang dimana jarak tim Nasa dengan Mark Watney lumayan jauh sehingga harus merubah strategi lagi dilapangan, yang pada akhirnya dengan banyak adegan yang dramatis berhasil mempertemukan kembali Mark Watney dengan Timnya dan membawanya kembali pulang ke Bumi.

Dari semua konflik-konflik yang di berikan berhasil membuat saya merasakan kehampaan Mark Watney di Mars. Tinggal sendirian di sebuah Dunia yang begitu luas tanpa seorang teman dan tidak adanya oksigen yang mencukupi beserta air yang bersih. Keseharian Mark Watney di mars juga berhasil membuat saya merasakan kesepian yang mendalam. Akan tetapi menurut saya pribadi masih kurang menyentuh dikarenakan latar belakang Mark Watney yang tidak dijelaskan secara detail dimana ketika Mark Watney membuat sebuah video pesan trakhir kepada orang tuanya bahwa jika dia mati untuk jangan bersedih karena dia sangat mencintai pekerjaannya.

Konflik ini bagi saya terlalu flat dimana seusia Mark Watney seharusnya sudah memiliki keluarga dan anak sama seperti teman teman lainya yang satu tim dengannya. Jika saja Mark Watney memiliki seorang istri yang dimana sehari sebelum kejadian badai terjadi dia menerima kabar bahwa istrinya sedang hamil anak pertama dan istrinya menanti kedatanganya dari planet Mars agar dapat menyaksikan kelahiran istrinya disampingnya. Konfliknya akan jauh lebih kerasa mendalam lagi jika seadainya istrinya tau bahwa suaminya telah meninggal di mars yang sedang bertugas dan akhirnya menerima kabar bawha suaminya masih hidup akan semakin dramatis dan membuat penonton terharu.

Dari segi pengambilan gambar sutradara film The Martian ini sudah berhasil menyuguhkan shot-shot yang membuat penonton merasakan kesendirian Mark Watney di Mars. Dari adegan Mark Watney yang melamun diatas tanah Mars yang terbentang sepanjang mata melihat tidak ada tumbuhan apapun selain pasir gersang hingga ujung pandangan. Kekesalan kesedihan yang bercampur aduk di perasaan Mark Watney berhasil divisualkan dan mampu di rasakan oleh penonton berkat pengambilan gambar yang memanjakan penonton dengan sudut pengambilan gambar yang tidak terlalu rumit.  Adegan yang menegangkan yang berhasil membuat saya mengepalkan kedua tangan saya pada saat penjemputan Mark Watney oleh tim yang dimana Mark Watney harus merobet sarung tangannya untuk memberikan dorongan agar bisa mencapai tangan komandan Mellisa Lewis yang di tampilkan secara visual yang berhasil membuat saya berhenti sejenak untuk berpikir. Akan tetapi dengan ending yang bahagia membuat kepalan tangan saya terlepas dan lega akan akhir dari film ini.

oke itu dia sedikit review saya mengenai film tahun 2015 yang menurut saya pribadi cocok untuk kalian tonton bersama keluarga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun