Mohon tunggu...
Herri Mulyono
Herri Mulyono Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Perguruan Tinggi Swasta Jakarta

Bercita-cita menjadi pribadi sejati yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Website: http://www.pojokbahasa.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Eropa dan Mimpi Tentangnya

13 November 2022   21:03 Diperbarui: 14 November 2022   01:10 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Padahal, saya begitu tercekik dengan pendapatan yang begitu minim, sehingga saya harus hilir mudik mengajar dari satu sekolah ke sekolah lain.

Pada saat itulah Pak Hartoyo datang, menjadi penguji ujian tesis saya, yang diakhir sesi memuji dan menawarkan peluang untuk menjadi asisten mengajarya.

"Saya siap, Pak!" begitu jawaban saya tanpa ragu.

Dan setelah hari itu saya menjadi asisten beliau yang begitu setia, bukan hanya menjadi bimbingan mengajarnya, tapi juga teman diskusi, tempat saya belajar, dan ... teman makan siangnya. Untuk yang terakhir ini, mungkin Pak Har, begitu banyak orang memanggilnya, tahu bahwa saya tidak lagi memiliki uang untuk makan siang, atau bahkan makan penutup sebelum pulang dari kampus.

Sejujurnya, saya sering sekali menerima sedekah dari Pak Har, karena beliau sangat tahu besar nominal yang saya terima dari kampus waktu itu. Pak Hartoyo sisihkan beberapa lembar uang berwarna merah dan menaruhnya kedalam sebuah amplop, dan ditutupnya dengan rapih. Lalu, ia masukkan kedalam tas hitam saya yang sudah agak rusak. Beliau berkata singkat: Itu untuk mas Herri. Lalu diam, dan tidak berbicara lainnya, kecuali tetang kegiatan akademik.

Suatu ketika Pak Har bergegas menemui saya. Katanya, saya harus segera studi lanjut, harus S3, S3 di luar negeri, di Eropa, bukan di dalam negeri seperti yang diiming-imingi 'orang itu' kepada saya tempo lalu.
Katanya lagi, UHAMKA harus mandiri, dengan dosen-dosennya sendiri, bukan dosen pinjam sana, dan pinjam sini; dan saya adalah pilihannya.

S3 di luar negeri bukan sekedar mendapatkan ilmu dan pengalaman; tapi, kata pak Har, itu adalah kesempatan untuk mendapatkan income yang besar melalui beasiswa. Bisa menutupi kekurangan finansial saya. Lalu, diceritakanlah tentang pengalaman-pengalaman beliau studi S2 dan S3 di luar negeri itu, lengkap dengan nominal-nominal uang yang sangat menggiurkan.

"Mas cari sekolahnya, nanti saya arahkan beasiswanya," begitu ucap pak Har yang begitu optimis, menyerahkan mimpinya kepada saya yang pada saat itu begitu takut bermimpi tinggi. Takut terjatuh dari langit kalau  benar-benar tidak kuat menahannya.

Sayangnya, pak Har jatuh sakit setelah saya pulang dari Inggris. Kata mas Taupan, karena sakitnya itu, pak Har tidak lagi dapat mengajar di SPs. Padahal, saya ingin membanggakan diri kepada pak Har bahwa saya sudah meraih gelar doktor, dari sebuah universitas terkenal di Inggris. Saya pun menuliskan namanya didisertasi yang tidak cukup tebal itu.

Sewaktu mengunjungi pak Har di rumahnya di bilangan Bumi Wana Mukti, Semarang, beliau sudah terbaring lemah, dengan selang-selang inpus yang menempel di pergelangan tangannya. Itulah yang menyebabkan pak Har absen menjemput kami di stasiun kereta.
Pak Har tidak bisa berkata-kata banyak, karena, kata ibu, malam sebelumnya Pak Har drop setelah cuci darah. Namun, pak Har masih baik hati mengingatkan saya dan mewanti-wanti: "jangan lupa makan". Karena Pak Har memang tahu sekali kebiasaan saya untuk menyelesaikan kerjaan: lupa makan, dan sakit maag.

Walaupun terpisah jarak, hubungan saya dan Pak Har masih harmonis. Kami saling berkirim pesan, dan menanyakan kabar masing-masing. Kami pun berencana untuk bertemu kembali dan menulis bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun