Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepahlawanan di Hari Pahlawan

10 November 2022   19:15 Diperbarui: 10 November 2022   19:21 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi; foto coverbook Kamus Sejarah; dokpri RoniBani

Dari item-item itu kiranya tidak mudah mengusulkan seseorang dari suatu daerah menjadi pahlawan nasional, namun nyaris tidak ada tahun dimana NKRI tidak menetapkan orang menjadi pahlawan nasional. Begitu banyaknya pahlawan nasional baik yang dikenal luas atau cukup dikenal dalam suatu daerah provinsi maupun yang penuh kontroversi sebagaimana kontroversi kepahlawanan Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, atau Soeharto, presiden kedua Republik Indonesia.

Siapa yang layak disebut pahlawan nasional, definisinya jelas, tetapi untuk sampai pada titik dimana Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Sosial menetapkan seseorang menjadi Pahlawan Nasional, tidaklah mudah. Mekanisme pengusulannya pun harus memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2012. 

Dalam Peraturan ini diatur lebih teknis pengusulan seseorang untuk dapat ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional. Syarat umum maupun khusus, dan siapa/apa yang dapat mengusulkan, teknis seleksi dan lain-lain hingga akhirnya dapat ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Di tengah kemajuan zaman dimana Indonesia sudah sampai pada zaman digitalisasi, literasi digital amat penting. Mungkinkah nilai-nilai kepahlawanan pada zaman digitalisasi ini akan masuk dalam kriteria seseorang diusulkan menjadi pahlawan nasional pada masa yang akan datang? Ketikan Indonesia telah lebih dari 75 tahun merdeka menuju 100 tahun kemerdekaannya, masihkah ada orang-orang yang terkategori sebagai penjuang melawan penjajah?

Jika organisasi/lembaga/kementerian/daerah provinsi, kabupaten, kota  dan lain-lain dapat mengusulkan seseorang menjadi pahlawan khususnya pada item seseorang itu berjuang melawan penjajah, sampai pada abad XXI ini, masihkah ada orang yang terkategori seperti itu? 

Jika masih ada yang demikian, alangkah banyaknya barisan pahlawan nasional kita. Sementara mata pelajaran sejarah "kabur" di sekolah-sekolah. Bagaimana siswa, anak bangsa mengetahui sejarah dan nilai kepahlawanan seseorang (apalagi sudah ratusan pahlawan) bila mata pelajaran sejarah "kabur"?

 

Penutup

Pahlawan muncul pada setiap babakan sejarah. Kemunculan para pahlawan di tengah masyarakat bukan saja karena dibutuhkan, melainkan juga karena ada orang-orang tertentu yang terdorong untuk melakukannya. Oleh karena itu studi sosiologi mengenai kepahlawanan mempersepsikan pahlawan sebagai "orang-orang besar" (greatman) yang muncul di tengah masyarakat dan menjadi fenomena sosial. 

Arti dari "orang-orang besar" dapat diterjemahkan sebagai orang yang besar keberaniannya, besar pengorbanannya, besar citranya, besar massa pengikutnya, besar hartanya atau besar intelektualitasnya(di sini].

Kita memang membutuhkan pahlawan-pahlawan di setiap zaman, tetapi dapatkah nilai kepahlawanannya terinternalisasi dalam jiwa dan semangat anak bangsa? Sementara barisan para pahlawan makin bertambah, mereka yang terlebih dahulu menjadi pahlawan mungkin saja telah terabaikan.

Koro'oto, 10 November 2022 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun