Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meminyaki Penyakit Kita

27 Maret 2025   14:34 Diperbarui: 27 Maret 2025   14:34 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemasan MINYAKITA: Sumber: https://money.kompas.com/

MINYAKITA. Itulah merk minyak goreng yang amat tersohor pada masa Menteri Perdagangan, Zulkifli Hassan (2022).  Padahal minyak goreng dengan merk ini telah diproduksi sejak 1970-an dan telah memasuki pasar sejak 1980-an. Kemasan mungil dan harga yang murah, terjangkau oleh kaum ekonomi lemah menjadikannya minyak goreng yang paling mudah didapatkan dan murah.Sumber

Minyak goreng sebagai salah satu kebutuhan dari 9 bahan pokok kebutuhan. Kita ingat 9 bahan pokok atau yang disebut sembako itu terdiri dari: beras, gula pasir, minyak goreng, daging, telur, susu, jagung, garam (beryodium) dan minyak tanah/gas LPG. Sembako ini tentu tidak semuanya dapat dipenuhi oleh masyarakat terutama yang berada di pedesaan, karena minyak tanah dapat diganti dengan kayu kering, tungku bukan minyak tanah; dan garam biasa, Sementara yang penduduk perkotaan, dipastikan mesti terpenuhi sembako.

Pemenuhan sembako untuk masyarakat menjadi perhatian penuh pemerintah di semua jenjang. Maka, selalu dapat dipastikan bahwa para bupati, walikota, gubernur hingga Menteri bahkan Presiden sekali pun akan berkunjung ke pasar untuk memastikan bahwa harga sembako sedang stabil dan persediaan pun tidak mengalami penurunan.

Ketika kebutuhan meningkat, pelaku ekonomi (pengusaha) jujur menempatkan produk dalam kemasan dan harga yang terjangkau. Semakin digandrungi sebagai idola, berpotensi untuk dimanipulasi. Ketika produk kemasan itu terlihat dapat dimanipulasi, maka masyarakat pun akhirnya dapat dikibuli.

Lihatlah bagaimana saat ini pemerintah mesti bekerja keras untuk menemukan pelaku pemalsuan minyak goreng dengan merk MinyaKita.

Sumber berikut ini mengurai deretan masalah yang pernah menimpa MinyaKita

  • Isi tak sesuai kemasan,
  • Dikemas ulang dalam botol bekas,
  • Marak dijual online,
  • Dipalsukan dari minyak curah, dan
  • Dijual bundling (bersama dalam 1 paket dengan barang lain).

Melihat fenomena ini, tentu kita segera sadar akan satu hal: karakter. Mengapa karakter mengkibuli anak bangsa justru ada pada bangsa yang dikenal sebagai bangsa pejuang? Dapatkah penyakit kibul dihilangkan?

Penyakit karakter yang namanya kibul perlu diminyaki. Oleskan minyak di permukaanya, kerok. Kerok hingga angin kibul mulai menyeruak mencari pori untuk menguap. Betapa kaum yang memalsukan tiada rasa malu. Mereka bukanlah kaum kelas ikan teri kering lagi asin di pinggir jalan yang dikerubuti lalat; mereka justru kaum berkelas elit. Pada kaum dengan kelas elit, apa yang kurang pada mereka sehingga menurunkan derajat diri menjadi pecundang di tengah kesulitan ekonomi masyarakat?

Ketika pemalsuan minyak goreng terkuak, langkah bijak telah diambil untuk tindak pelanggaran hukum maupun edukasi kepada masayarakat konsumen.

Masyarakat pengguna minyak goreng telah diedukasi secara sederhana untuk mengenali ciri minyak goreng antara asli dan yang dipalsukan.Sumber

  • Warna. Minyak goreng asli memiliki warna kuning hingga kuning pucat, minyak palsu berwarna gelap
  • Bau. Minyak goreng asli berbau khas kelapa, minyak palsu berbau tengik dan amis.
  • Tekstur. Minyak goreng asli dengan tekstur cair dan encer, minyak palsu cenderung lebih kental

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun