Mohon tunggu...
Hermawan Soediro
Hermawan Soediro Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sesuatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga, namun juga lebih berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Falsafah Kehidupan Sosial

5 Mei 2013   18:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:04 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kenapa manusia hidup bermasyarakat? Pertanyaan yang kurang lebih sudah terjawab di artikel sebelumnya dari kaca mata Al-Qur’an dan Nahjul Balaghah. Kali ini mari kita menyelami Nahjul Balaghah lebih dalam untuk menggali gambaran logis dan rasional dari kehidupan sosial manusia yang sesuai dengan filsafat kemanusiaan.

Ceramah Amirul Mukminin as yang ke-23 berbunyi demikian:

أّيُّهَا النَّاسُ إِنَّهُ لاَ يَسْتَغْنِي الرَّجُلُ—وَإِنْ كَانَ ذَا مَالٍ—عَنْ عَشِيْرَتِهِ وَ دِفَاعِهِمْ عَنْهُ بِأَيْدِيْهِمْ وَ أَلْسِنَتِهِمْ، وَهُمْ أَعْظَمُ النَّاسِ حِيْطَةً مِنْ وَرَائِهِ وَ الْمُهِمُّ لِشَعْثِهِ وَ أَعْطَفُهُمْ عَلَيْهِ عِنْدَ نَازِلَةٍ إِذَا نَزَلَتْ بِهِ وَ لِسَانُ الصِّدْقِ يَجْعَلُهُ اللهُ لِلْمَرْءِ فِي النَّاسِ خَيْرًا لَهُ مِنَ الْمَالِ يُوْرِثُهُ غُيْرُهُ، أَلاَ لاَ يَعْدِلَنَّ أَحَدُكُمْ عَنِ الْقَرَابَةِ يَرَى بِهَا الْخَصَاصَةَ أَنْ يَسُدَّهَا بِالَّذِيْ لاَ يَزِيْدُهُ إِنْ أَمْسَكَهُ وَلاَ يَنْقُصُهُ إِنْ أَهْلَكَهُ، وَ مَنْ يَقْبَضْ يَدَهُ عَنْ عَشِيْرَتِهِ فَإِنَّمَا تُقْبَضُ عَنْهُمْ يَدٌ وَاحِدَةٌ وَ تُقْبَضُ مِنْهُمْ عَنْهُ أَيْدٍ كَثِيْرَةٌ؛ وَمَنْ تَلِنْ حَاشِيَتُهُ يَسْتَدِمْ مِنْ قَوْمِهِ المَوَدَّةَ

"Wahai massa, setiap orang—meskipun dia orang kaya—pasti butuh kepada bantuan tangan dan lisan familinya, karena mereka adalah orang-orang yang lebih sering mengayominya, mereka orang yang paling peduli mencari solusi saat dia bermasalah, orang yang paling belas kasih dan sayang saat dia tertimpa musibah. Mereka adalah nama baik yang dianugerahkan Allah kepada seseorang lebih baik dari pada harta yang diwarisinya. Ingatlah apabila salah satu dari keluarga kalian ada yang kekurangan dan membutuhkan makan, jangan sampai kalian tidak membantu, karena orang yang tidak memberi, maka hartanya tidak akan bertambah dan jika dia memberi, maka hartanya pun tidak berkurang. Orang yang berpaling untuk mengulurkan tangan bantuan kepada familinya, maka sesungguhnya dia telah menghambat satu tangan dari mereka dan membuang sejumlah besar tangan-tangan yang akan membantunya, dan siapapun yang bertindak lemah-lembut kepada sekitarnya, maka dia akan selalu disayangi oleh kaumnya."

Manusia membutuhkan pertahanan, dukungan, pemeliharaan, kesetiaan, solusi, kasih sayang, cinta, nama baik, dan ketersohoran yang terpuji. Semua ini karena manusia rentan dengan kesulitan, kegelisahan, stress, dan bencana. Maka dari itu, dia memerlukan keluarga yang menjaganya, butuh pada kaum yang mengayominya, bergantung pada komunitas yang meluruskan dan menenangkannya kembali saat tidak seimbang, perlu pada famili untuk meringankan penderitaannya, dan membutuhkan lidah yang jujur agar tidak sendiri ketika dia miskin.

Ini adalah kemanusiaan orang yang peka. Ketika dia pelit, dia akan terperangkap sendiri. Menjaga hak orang lain adalah keterjagaan diri sendiri, menolong orang lain berarti juga tertolongnya diri sendiri, mengembangkan orang lain artinya mencapai fakta dari sekedar potensi diri sendiri, dan ini adalah kemanusiaan manusia bersejarah yang nyata dan sesungguhnya. Dia tumbuh menyempurna dalam aksi dan reaksi silang atau beri dan terima dua belah pihak. Ini adalah kemanusiaan seseorang yang kehidupan sosialnya merupakan perniagaan, jual dan beli serta medan untung dan rugi. Apabila dia mengulurkan tangan bantuan kepada orang lain, maka ribuan tangan akan terjulur untuk membantunya, dan apabila dia tidak mengulurkan tangan pertolongan kepada mereka, maka secara tidak langsung dia telah kehilangan ribuan tangan yang dapat menolongnya.

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْبَلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَ اللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَ اللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

"Perumpaan orang yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah seperti biji yang tumbuh darinya tujuh tunas yang di dalam setiap tunas terdapat seratus biji. Allah menggandakan untuk siapa pun yang Dia kehendaki dan Allah adalah Maha Luas dan Maha Tahu." (QS. Al-Baqarah [2]:261)

Pertanyaannya sekarang adalah dari empat konsep yang tersebut di artikel sebelum ini, manakah yang didukung oleh ceramah di atas?

Untuk menemukan jawabannya, terlebih dahulu harus diketahui faktor apakah yang disebutkan dalam ceramah ini; apakah faktor alam dan lingkungan, insting dan fisik, rasio dan eksperimen, atau intuisi dan kecenderungan? Kalau kita perhatikan kembali ceramah di atas, ceramah itu tersusun dari dua bagian: pertama, diskripsi dan kedua, tuntunan.

Di bagian pertama khotbah, Amirul Mukminin as menyebutkan manusia sebagai realitas yang disertai kerumitan dan stress; tertimpa bencana dan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan serta dikelilingi oleh kefakiran dan kemiskinan. Adapun di bagian kedua ceramah, beliau mewasiatkan bahwa setiap orang membutuhkan keluarga dan familinya untuk membelanya dengan ucapan dan tindakan, karena apabila dia berpikir sehat dan menimbang untung dan ruginya hubungan dia bersama familinya dengan penghitungan akal sehat, maka dia akan sadar bahwa dengan adanya kaum di sekelilingnya, dia telah memperoleh dukungan mereka semua, dan apabila dia terpisah dari kaumnya, maka dia hanya menarik satu tangan dari mereka dan akibatnya dia telah melepas ribuan tangan untuk dirinya. Apakah akal penghitung dan pencari untung manusia memperbolehkan transaksi seperti ini? Anda perhatikan secara seksama bahwa ceramah ini tidak membicarakan kecenderungan esensial seseorang kepada orang lain atau kecenderungan fitrah penciptaan manusia kepada famili dan sukunya. Bahkan juga tidak berbicara tentang pemuasan maksimal terhadap kebutuhan insting seseorang, melainkan berbicara tentang perniagaan, beri dan terima; ulurkan tangan ke depan, dengan demikian ribuan tangan akan terulur untuk membantu Anda. Jangan Anda melangkah mundur agar ribuan langkah tidak tercegah untuk Anda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun