Begitu juga dalam kehidupan kita. Tanpa sadar terkadang kita terpaku pada tradisi cara-cara lama dalam melakukan sesuatu. Tetapi di sisi lain Yang Maha Kuasa juga seringkali mengajak kita untuk berubah, untuk menerima sesuatu yang baru dan segar yang DIA inginkan dalam perjalanan hidup iman kita.
Mungkin tidak banyak yang menduga kalau Tuhan sendiri adalah contoh yang sempurna dari sebuah fleksibilitas dalam menerima sebuah perubahan. DIA sama sekali tidak terikat pada aturan religius yang kaku, tetapi justru mengajarkan arti kebenaran yang relevan pada jaman-NYA. Maksudnya agar kita juga bisa mengikuti teladan-NYA dengan hati yang terbuka terhadap rencana dan kehendak-NYA yang baru dalam hidup kita, sepanjang waktu proses kehidupan berlangsung.
Menjadikan sebuah tatanan kehidupan, ketika kita menerima anggur baru dalam kantung yang baru, yang tentu saja akan menghasilkan sesuatu yang baik. Sama halnya dalam iman. Ketika kita mau terbuka dan mau menerima pekerjaan Sang khalik dalam kehidupan kita dan membiarkan DIA mengubah hidup kita. Karena yang terjadi kemudian adalah kita akan menghasilkan sesuatu yang melimpah tanpa kita sadari.
Yang menjadi pertanyaannya sekarang, maukah kita diubah oleh-NYA sesuai rencana-NYA ataukah kita mau bersandar pada kebenaran dan kekuatan sendiri ? Dan tiba-tiba isteri penulis mengajak makan gudeg setelah melakukan jalan kaki sebanyak 3 putaran lapangan bola. Padahal biasanya setelah olah raga dia suka sekali makan soto semarang deengan kuah yang gurih dan sepotong tempe goreng. Sebuah perubahan ? Bisa saja. Begitu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI