Mohon tunggu...
Hermansyah Siregar
Hermansyah Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Menguak fakta, menyuguh inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Abang None Jakarta di Garten Der Welt

2 Agustus 2018   22:09 Diperbarui: 2 Agustus 2018   22:49 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo taman dunia, Garten Der Welt. Dokpri.

Aduhai ibu tiriku
Kasihanilah padaku
Bagai anakmu sendiri
Agar dapat ku berbakti

Syair dan irama lagu ini begitu dramatis dan penuh kegetiran. Syahdu namun mencemaskan. Aku ingat dimasa kecil selalu merasa ketakutan mendengarkan lantunan lagu ini. Aku akan berupaya mematikan kasetnya atau berlari menjauh dan berpura-pura tidak mendengarkannya.

Ketakutan yg merasuk sisi emosi seorang anak yg takut kehilangan ibu kandungnya dan cemas melihat bapaknya. Para musisi, penyanyi, industrialis musik, birokrat, psikolog sepertinya tak peduli saat itu. Komersialisasi drama kehidupan dan relasi ibu tiri dengan anak tiri yg digeneralisir lebih menggiurkan daripada mempertimbangkan sisi kejiwaan dan emosional anak.

Cobalah kalian cari di google dgn mengetik "ratapan anak tiri" maka berderet-deret link lirik lagu dan penyanyi yg pernah mempopulerkan lagu ini sejak jaman bahuela hingga saat ini. Lagu legendaris sepanjang masa yg tentunya menjadi legenda dalam mitos yg menakutkan anak jaman dari masa ke masa.

Untungnya ibuku yg lain yg bernama ibukota menyelamatkanku dan terhindar dari bayang cengkeraman ibu tiri yg diframe negatif oleh seniman melankolis, apatis dan paralysis. Ibukota ternyata memberikan ladang baru untuk kehidupanku.

Terbuka untuk Semua

Kesempatan acara jamuan malam ini dengan delegasi budaya dan pariwisata yg dibawa oleh Deputi Gubernur DKI Jakarta ke Berlin, kumanfaatkan utk bercengkerama dengan para seniman Betawi dan Bali.

Pengunjung sangat antusias mengabadikan.Dokpri.
Pengunjung sangat antusias mengabadikan.Dokpri.
Melihat abang dan none Jakarta yg perawakannya tinggi menjulang, mengingatkanku akan impian yg tidak kesampaian dimasa lalu. Aku merasa tenggelam di balik punggung dan bayang ketinggian anak-anak muda Indonesia kini. Namun aku bangga, ini menunjukkan asupan gizi mereka sudah lebih baik dibanding aku dan generasi jamanku.

Physically, mereka gak kalah posturnya dengan anak muda Jerman yg sudah demikian dari sononya. Mereka tampil pede dan cukup intelek mewakili sosok generasi muda Indonesia masa kini. Atau dengan kata lain gak modal tampang doang.

Penampilan mereka cukup impresif saat memeriahkan acara Pamelaspasan Pura Tri Hita Karana di Garten Der Welt Marzhan dan Festival Culture Richness of Indonesia di Internationale Garten Ausstellung (IGA) 2017 di kota Berlin.

Aku diapit abang none Jakarta. Dokpri.
Aku diapit abang none Jakarta. Dokpri.
Garten Der Welt di daerah Marzhan merupakan taman mini yg berkelas dunia. Setiap negara yang terpilih diberikan suatu area taman yg mana di area lokasi tersebut dapat mendirikan replika bangunan berarsitektur khas negaranya dan Indonesia sebagai negara terpilih, direkomendasikan tuan rumah mendirikan replikasi bangunan Pura pulau Dewata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun